Latest Post

Decide To Misuse It.

Written By Unknown on Monday, 28 September 2009 | 03:37

While explaining their new customised newspaper business, Russell presciently observed that what they were saying to the industry was

"We've broken your business model, now give us your machines."

I was reminded of this last week during a presentation by an architect from Zaha Hadid's company. He was explaining how he had borrowed some CGI software to automatically generate a variety of ways to populate a piece of land with buildings. It was largely incomprehensible to me, but it seemed to work. And then he threw away this line.

"We just decided to misuse it."

Marketing is all too often about using tools, be that direct mail or a television campaign. The real skill is deciding how to use or misuse them.

That's something that's going to be increasingly true at a strategic level too. If the tools of your trade are the tools of a failing business model, you have no choice but to misuse them.

Keajaiban Dalam Sekeping CD Linux, Solusi OSS Untuk Semua

Written By Unknown on Wednesday, 23 September 2009 | 19:26



Dunia komputer telah berkembang menjadi begitu kompleks dan dinamis. Teknologi perangkat keras dan perangkat lunak, telah berkembang menjadi kesatuan yang amat kompleks dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.



Jika sepuluh tahun yang lalu kita hanya bisa mengolah dokumen, mengolah gambar ,berselancar internet dan bermain game menggunakan seperangkat komputer personal dengan ukuran yang besar, kini kita bisa melakukan itu semua dalam satu perangkat notebook atau netbook, tanpa harus berurusan dengan monitor yang besar dan kabel-kabel yang rumit.



Wi-fi telah menjadi standar komunikasi nirkabel antar perangkat komputer, yang akhirnya berkembang menjadi gaya hidup anak muda masa kini. Menjinjing notebook di cafรฉ-cafรฉ, di taman umum atau kampus, dan berselancar-bebas dengan media komunikasi nirkabel wi-fi yang amat praktis dan elegan.



Semua telah berkembang menjadi begitu pesat, baik dari sisi hardware maupun software. Teknologi mikroprosesor telah berevolusi ke teknologi multi-core. Teknologi memori telah berkembang menjadi semakin cepat dan berkapasitas besar, memenuhi kebutuhan system software yang haus memori.



Pun dari sisi software. Puluhan system operasi komputer, telah berkembang menjadi system operasi desktop yang menawan dan tangguh. Dan terlebih dengan perangkat lunak opsional, ada ribuan perangkat lunak berkembang dan menawarkan ribuan kemudahan bagi kita untuk menyelesaikan kebutuhan hidup sehari-hari kita.



Dari ribuan item produk perkembangan komputer saat ini, saya begitu terpana dengan sebuah produk bernama Linux. Sebuah system operasi desktop modern, dengan segala fungsionalitas lengkap untuk kebutuhan sehari-hari.



Satu hal yang paling mengagumkan dari Linux adalah, hanya dari satu keping CD, kita bisa mendapatkan hampir segala hal kebutuhan mutakhir teknologi komputer saat ini.

DRIVER

Satu keping CD Linux seperti Ubuntu, telah menyediakan dengan gratis, ribuan driver untuk hardware terbaru kita. WLAN, printer, hardisk SATA terbaru, webcam, semua bisa bekerja dengan sempurna dalam sekali instalasi melalui sekeping CD. Tak perlu CD/DVD tambahan untuk driver hardware kita, atau tak perlu download driver dari internet. Sangat menakjubkan.

OFFICE

Perangkat lunak untuk mengolah kata dan dokumen, adalah kebutuhan mendasar bagi semua pengguna komputer. Sekali lagi, hanya dari sekeping CD, kita sudah mendapatkan paket perangkat lunak pengolah dokumen professional, yaitu OpenOffice.org.

IMAGE EDITING

Adobe Photoshop telah menjadi legenda dunia image editing professional. Tak bisa kita tepis, segudang fitur canggih ada dalam perangkat lunak tersebut. Ajaibnya, masih dalam satu bundle CD Linux, kita sudah mendapatkan perangkat lunak sejenis, yang sama sekali tidak kalah dalam hal fitur, dan tentu saja dengan 100 % gratis. GNU Image Manipulation Program (GIMP) adalah software image editing open source professional, yang akan memenuhi segala kebutuhan kita dalam mengolah foto, yang bisa kita dapat dari CD Linux.

INTERNET

Dunia internet adalah salah satu keunggulan Linux yang sudah sangat diakui oleh banyak pengguna komputer di dunia. Pada awal berkembang, Linux adalah system yang lebih dirancang untuk manajemen system jaringan internet. Kini, hampir sebagian besar jaringan internet dunia, ditangani dengan Linux.

Untuk kebutuhan sehari-hari, Mozilla Firefox, adalah web browser mutakhir yang telah memikat begitu banyak pengguna komputer di dunia, dan itu bisa kita dapat langsung dalam bundel satu keping CD Linux.

MULTIMEDIA

Melalui sedikit penambahan paket-paket software, kita bisa menikmati segala konten multimedia mutakhir saat ini. Flash video, avi, mp4, 3gp, mp3, rm, dan puluhan konten format distribusi multimedia dapat kita putar dengan sempurna di Linux.

KEAMANAN

Linux adalah system operasi yang dikembangkan dari system operasi UNIX. Dengan segala karakteristik system UNIX, Linux adalah system operasi yang kebal terhadap segala jenis perangkat lunak jahat (virus,worm) yang telah menjadi hantu paling menakutkan bagi pengguna system operasi Microsoft ® Windows ®.

Keunggulan ini tentu bukan keunggulan mutlak, karena perangkat lunak jahat bisa dibuat untuk segala macam system. Tapi dengan desain Linux yang “Unix”, selamanya, system Linux akan selalu menjadi system yang lebih aman dan stabil.

GRATIS

Linux dan banyak software opsional didalamnya, di distribusikan dengan lisensi terbuka. Bagi kita, lisensi terbuka bisa bermakna dua hal : pertama, Linux dan software di dalamnya, adalah system yang bisa kita “utak-atik” atu kita desain ulang dengan bebas, dan kedua, gratis!

Kita bisa men-download satu bundel CD Linux lengkap dengan segala driver dan software opsional, dengan tanpa dipungut satu rupiah pun. Untuk system Linux seperti Ubuntu, kita bahkan bisa memesan beberapa buah CD Linux dengan gratis.

Dari semua nilai lebih yang ada dalam Linux, tidak bisa lagi kita menepiskan fakta, bahwa OSS—dengan Linux sebagai produk sentral—adalah sebuah sebuah solusi paling baik untuk kebutuhan komputasi di Negara berkembang seperti Indonesia. Satu dimensi non-teknis yang juga patut diingat adalah, Linux dan OSS, dikembangkan oleh ribuan pemrogram komputer dan komunitas di seluruh dunia, dengan tanpa pamrih, dan murni di dorong oleh semangat saling berbagi.



“Perangkat lunak, seperti halnya Matematika dan Sains, adalah ilmu pengetahuan, yang harus dibagikan kepada sesama” begitulah salah satu pendapat dari Richard Mattew Stallman, pendiri dan penggiat gerakan Free Software Foundation.



Linux adalah sebuah keajaiban, yang berada dalam sekeping CD !











Performance Marketing.


Attention. Interest. Desire. Action. The goals of one famous marketing pathology. And the goals of any performer too.

I've already written about the marketing parallels of the way comedians end their shows, but attending a recent show by Sunset Rubdown reminded me how all our marketing should aim to mirror a live performance. It must be audience-grabbing, exhilarating, pacy and memorable. It's a one-off chance to impress and you have to perform.

Stealing a page from the Springsteen playbook, Sunset Rubdown started their show with three songs uninterrupted with a panache and utter confidence that had the audience eating out of their hand and me rather impressed. But then they paused to swap instruments and roles and the momentum was lost. This was repeated throughout the set and seemed to me to lose the majority of the audience and diminish their reaction.

I've since disagreed with some fans about but realise they are akin to the early adopters - and thus willing to put up with flaws because of their passionate devotion. But the majority are not so loyal and pacing is something that has to be addressed. They are a great band but, for me, they didn't recognise that live performance is a different medium and requires different techniques.

I'll return to this in more detail later, but if your marketing doesn't have the energy and focus of a great performance, you won't be getting the ovation you seek.

Misunderstood Marketing Terms: 1) Niche.

Written By Unknown on Thursday, 17 September 2009 | 02:20

Niche does not mean too small for others to bother with - though it might start that way.

Niche does not mean specialist - though it might start that way.

Niche does not mean a different marketing mentality - though it might start with different tactics due to size of audience and budget.

Every market segment is a niche. Niche simply reflects customer focus. Coca Cola are niche marketers. So are you.

Remember Whose Time It Is.

Written By Unknown on Tuesday, 15 September 2009 | 09:39

I read a promotional message that assured me time was running out. Specifically, time was running out if I wanted to sign up for a seminar deigned to make my life/business happier/more profitable.

The time that was running out was not mine, but the sender's. They were running out of time in which to sign me up.

Time is the quintessential scarce resource and thus a potent trigger to action. But you have to ensure that the time you reference in your marketing activities is solely that of your prospects. If you don't, it won't seem truly personal and, like me, they won't sign up.

Mencicipi Desktop LXDE

Written By Unknown on Sunday, 13 September 2009 | 02:38






Di antara pilihan desktop environtment Linux, nama LXDE masih cukup baru, tetapi cukup menarik banyak pengguna Linux untuk mengetahui lebih dalam tentang window manager yang satu ini. Apakah mencukupi untuk kebutuhan standar komputasi desktop? Masih kurang? Atau justru dipenuhi dengan limpahan fitur seperti KDE? Mari kita simak!


Beberapa waktu yang lalu saya sempat mencoba paket LXDE yang ada dalam bundel DVD instalasi Mandriva 2009 Spring Free Edition. Kesan pertama yang saya dapat adalah window manager yang satu ini cukup elegan, dan setelah saya explore di beberapa fitur dasar, saya dapati beberapa catatan berikut ini :


MENU : Susunan menu LXDE sangat mirip dengan susunan menu XFCE. Pengaturan icon tombol start/menu sama persis dengan pengaturan icon tombol star/menu pada XFCE, kita bisa menggunakan icon start button kesukaan kita. Caranya sangat mudah, yaitu dengan klik kanan pada tombol menu, dan pilih 'Menu' Settings.


PANEL : Seting default LXDE panel adalah cukup elegan, dengan tampilan hitam metalic seperti taskbar windows vista. Menu seting panel LXDE mirip dengan seting panel GNOME, kita di ebri empat pilihan tampilan, yaitu 'Use System Theme', 'Transparancy', 'Enable Image' dan 'Custom Color'. Adanya pilihan 'Enable Image' memberi kita pilihan untuk menggunakan tema image untuk panel, seperti warna-warna metalik yang indah. Dalam hal ini, tampilan panel LXDE lebih menarik dari panel XFCE.

Pengaturan penambahan item / applet pada panel LXDE, masih sangat sederhana, jauh lebih sederhana dari pengaturan peletakan item panel GNOME, XFCE maupun KDE. Walaupun sederhana, menu penambahan item pada panel LXDE sangat mudah dipahami. Caranya adalah dengan klik kanan pada panel, dan pilih 'Add/Remove Panel Items'.


DESKTOP : Pengaturan wallpaper desktop sama seperti pada desktop XFCE, GNOME maupun KDE. Satu fitur dasar pada desktop LXDE adalah belum adanya integrasi shortcut untuk removable media, seperti USB Flashdisk, CD maupun DVD. Oleh karenanya, jika kita ingin melepas USB Flashdisk, kita harus masuk ke PCManFM dan klik kanan>Umount File System pada disk USB kita. Kekurangan ini menjadi catatan minus paling utama bagi saya, karena fungsi dasar ini menjadi hal terpenting saat ini mengingat dinamisnya mobilitas transaksi data menggunakan media pasang-copot seperti USB Flashdisk.


PREFERENCES : Pengaturan tema desktop LXDE cukup sederhana. Seperti halnya XFCE, desktop LXDE kompatibel dengan tema desktop berbasis GTK GNOME. Kita bisa menggunakan tema icon GNOME di desktop LXDE kita. Tema default LXDE sendiri cukup elegan menurut saya, dengan nouveXT2 icon theme yang mirip dengan icon windows vista, dan tema window manager yang serba hitam metalic.


FILE MANAGER : PCMan File Manager, seperti halnya Thunar File Manager, adalah file manager yang bersifat ringan, tetapi memiliki fitur yang sangat memadai, dan sangat mudah digunakan. Secara keseluruhan, saya sangat menyukai PCMan File Manager. Shortcut-shortcut PCMan File Manager sama seperti shortcut yang digunakan pada Nautilus File Manager maupun Thunar. Shortcut tersebut antara lain tombol Ctrl+H untuk menampilkan hidden files dan F9 untuk menampilkan side pane. Fitur default yang sangat membantu adalah terintegrasinya pilihan menu 'Open In Terminal' seperti pada Thunar File Manager.


LOGOUT MENU : Pilihan logout menu LXDE sangat lengkap, terdiri dari Shutdown, Reboot, Suspend, Hibernate, Switch User dan Logout. Saya tidak menemui masalah dalam proses shutdown atau Reboot pada desktop LXDE.


KESIMPULAN : LXDE adalah desktop yang ringan, seperti XFCE, tetapi tetap memiliki fungsionalitas yang memadai. Untuk pengguna Llinux menengah, LXDE adalah pilihan yang sangat menarik dan bagus, tetapi untuk pengguna baru (newbie), saya lebih cenderung untuk menyarankan XFCE, karena faktor integrasi dengan removable media.


KELEBIHAN :

  • Ringan

  • Tampilan indah

  • Cukup mudah dimengerti.

KEKURANGAN :

  • Belum ada aplikasi untuk menangkap tampilan desktop, seperti Ksnapshot pada KDE, Gnome-Screenshot pada GNOME, maupun desktop screenshot pada XFCE. Untuk mengatasi kebutuhan tersebut, saya menggunakan Gnome-Screenshot yang merupakan bagian dari paket gnome-utils.

  • Belum ada integrasi removable media dengan desktop.


Begitulah sedikit preview saya mangenai desktop LXDE, semoga saja dengan makin banyaknya pilihan desktop environtment di Linux, akan membuat Linux menjadi pilihan menarik untuk berbagai kebutuhan pengguna komputer. Dan semoga, di rilis-rilis LXDE yang mendatang, akan semakin lengkap dengan berbagai fitur dasar maupun pernak-pernik fitur tambahan yang dibutuhkan pengguna komputer untuk kebutuhan sehari-hari.


Selamat ber-ekplorasi !

Collaboration.

Written By Unknown on Thursday, 10 September 2009 | 17:09

Two aphorisms I heard this week.

"If you want to go fast, go alone, if you want to go far, go together."

"Stand on each others' shoulders, rather than on each others' toes"

The former is a Chinese proverb quoted by neuroscientist John Cacciopo in his excellent book about Loneliness, the latter a definition of open-source computing. Both speak to the benefit of teamwork - which, I think, is very different to simply working in teams.

Ia Ora GNOME Theme For Ubuntu and Debian

Written By Unknown on Monday, 7 September 2009 | 17:03





In many major desktop Linux distributions, I really love to the Mandriva Linux default theme, both of GNOME or KDE. The theme was called ia-ora, which consist of 5 variants : Ia Ora Blue, Ia Ora Free, Ia Ora One and Ia Ora Orange. The Ia Ora theme was look so cute, fresh and totally-eyecandy.



Because of that reason, I was finished converted the Ia Ora RPM package into Debian / Ubuntu package using Alien and now I can enjoy the Ia Ora theme at my Ubuntu's GNOME desktop.



I was uploaded the debian / ubuntu installer of Ia Ora GNOME theme and can be downloaded.



Download Ia Ora GNOME Debian / Ubuntu package

Adobe Reader 9 Linux







Adobe Reader adalah aplikasi PDF reader yang sangat terkenal di Windows. Kelengkapan toolbar dan interface yang mudah dioperasikan menyebabkan aplikasi ini cukup disenangi, walaupun faktor utama keterkenalan Adobe reader adalah karena usianya yang sudah dewasa bila di banding aplikasi sejenis yang lain.



Untuk desktop Linux, Adobe pun membuat versi Adobe Readernya sendiri. Jika pada versi terdahulu, Adobe Reader Linux tersedia dalam binari instalasi distribusi besar (RPM, Debian), maka pada versi Adobe Reader 9, paket installer-nya bersifat universal, yaitu .bin.



Satu yang spesial dari Adobe Reader 9 Linux adalah, ternyata aplikasi ini bersifat ringan saat di jalankan di desktop Linux. Ini sangat mengejutkan untuk saya. Karena cepatnya, bahkan Adobe Reader 9 Linux lebih cepat dalam waktu loading dibanding aplikasi PDF reader default desktop Linux yaitu Evince dan KPDF.



Untuk menginstalasinya, tentu sangat mudah. Pertama tentu saja download dulu paket binari instalasi Adobe Reader dari situsnya. Setelah itu eksekusi binari installer yang berekstensi .bin :



$ sudo ./AdbeRdr9.1.0-1_i486linux_enu.bin



$ su :

# ./AdbeRdr9.1.0-1_i486linux_enu.bin



Sangat menarik ! Selamat ber-Linux ! :D

Meringankan Desktop KDE 4 di Kubuntu Jaunty

Written By Unknown on Friday, 4 September 2009 | 11:10





Kubuntu 9.04 Jaunty Jackapole datang dengan KDE 4.2.2. Dari sekian banyak pernak-pernik keindahan desktop KDE 4 yang menawan, ternyata Kubuntu Jaunty dengan KDE 4.2.2 menyisakan satu kekurangan yang agak menggangu, yaitu agak berat bila dijalankan pada PC tua dan dengan resolusi lebar.



Sebagai contoh teknis, sistem saya adalah :

P IV 2,4 Ghz / Memori 512 MB

Resolusi maksimal 1280x1024 piksel



Dengan sistem tersebut, tiap saya menggerak-gerakan pointer ke segala arah di desktop, akan terasa patah-patah dan agak berat. Saya sempat agak kesal dan ingin membuang Kubuntu dari PC saya, tetapi akhirnya saya mendapat satu trik untuk membuat desktop Kubuntu Jaunty terasa lebih ringan.



Trik tersebut adalah : jalankan compositing manager ! Karena saya memakai PC tua, maka saya menggunakan xcompmgr compositing manager, sebuah aplikasi compositing manager kecil yang ringan. Untuk menginstalasinya sangat mudah ;



$ sudo apt-get install xcompmgr



Agar xcompmgr jalan otomatis waktu booting sistem, masukan program tersebut ke daftar autostart applications. Caranya sangat mudah, jalankan run (Alt+F2), lalu ketik 'autostart' (tanpa petik).



Pada jendela konfigurasi autostart, pilih 'Add Program', dan ketikan 'xcompmgr' pada bagian custom applications, dan Apply.



Sekarang, desktop Kubuntu Jaunty dengan KDE 4 sudah lebih ringan dan nyaman digunakan !



Selamat ber-desktop Linux !





Leave Something To The Imagination.

Written By Unknown on Thursday, 3 September 2009 | 00:15


Maybe this is where we as consumers are missing a trick. Too many toys do all the work of imagination for the kids, actually making them less imaginative not brighter. Every subsequent toy has to be more and more exciting as a result, whereas the kid just becomes an observer to the next fifty quids-worth of mass produced plastic as opposed to the designer of their own little piece of genius.

Someone
making an observation about his baby's infatuation with a toilet-roll. An observation that has implications for marketing, communication and product development.

Marketing Is Strategic, Not Tactical.

Written By Unknown on Wednesday, 2 September 2009 | 03:14

The Bahamas Tourist board are apparently sponsoring the next Mariah Carey album. The former still thinking that exposure is their goal. The latter seeking to guarantee cashflow and not wondering how that might impact her artistic credibility. I give up.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Turorial Grapich Design and Blog Design - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger