BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya dimana kegiatan dalam ahli pengetahuan dan ketrampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar.
Penyuluhan bisa menjadi sarana kebijaksanaaan yang efektif untuk mendorong pembangunan pertanian dalam situasi petani tidak mampu mencapai tujuannya karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Sebagai sarana kebijakan hanya jika sejalan dengan kepentingan pemerintah atau organisasi yang mendanai jasa penyuluhan guna mencapai tujuan petani tersebut. Lebih dari 500.000 agen penyuluhan pertanian harus memainkan peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kompetensi petani. Mereka juga diharapkan memainkan peranan baru, seperti memperkenalkan pertanian yang berkelanjutan yang menuntut ketrampilan. Kebanyakan agen penyuluhan bernaung dibawah organisasi resmi seperti departemen (pemerintah), perguruan tinggi, atau perusahaan komersil lainnya. Keberhasilan yang diperoleh dari struktur organisasi dan gaya kepemimpinan yang disepakati bersama ternyata sangat mempengaruhi efektifitas penyuluhan.
Sistem latihan dan kunjungan yang dikembangkan dalam rangka meningkatkan efektifitas penyuluhan sebagai jembatan yang menghubungkan sumber informasi dengan petani untuk meningkatkan struktur latihan, cara penyampaian dan administrasi pelayanan penyuluhan.
Agen penyuluhan pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping bisa berkomunikasi secara efektif dengan petani serta dapat mendorong minat belajar mereka. Para penyuluh pertanian harus berorientasi kepada masalah yang dihadapi petani, sesuai dengan kenyataan dan pemahaman mereka dan tidak lebih berorientasi kepada teknologi pertaniannya. Kegiatan penyuluhan banyak melibatkan pertimbangan nilai. Tidak jarang penyuluh dihadapkan pada keharusan memberi informasi tidak saja demi kepentingan petani sendiri tetapi juga untuk kepentingan masyarakatnya. Penyuluh diharapkan mempunyai wawasan yang luas tentang dunia sekelilingnya sehingga dapat menafsirkan rangsangan dan pesan-pesan yang diterima.
Agen penyuluhan dapat membantu petani menganalisis situasi yang sedang berkembang agar mereka selalu siap untuk memberikan peringatan kepada petani secara “tepat waktu” mengenai hal-hal yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi dengan pemberian satu atau beberapa aspek permasalahan, petani akan mampu memecahkan masalahnya, bahkan kadang-kadang cukup dengan hanya penjelasan masalah analisis yang sistematis. Penyuluh seharusnya menganalisis terlebih dahulu keadaan petani sebelum memutuskan untuk membantunya.
Sangat sering petani memutuskan sesuatu berdasarkan pada kepentingannya sendiri, tetapi ada saat-saat dimana penyuluh perlu mengambil keputusan demi kepentingan petani. Dalam menghadapi masalah yang rumit, mungkin petani memerlukan bantuan dari luar seperti yang diberikan oleh agen penyuluhan. Namun, bila masalahnya cukup sederhana petani dapat menyelesaikannya sendiri, meskipun petani mungkin mau menerima bantuan dengan senang hati. Dalam hal ini, penyuluh menjalankan tugasnya lebih kearah pelayanan dibandingkan pendidikan.
Organisasi penyuluhan memegang peranan penting dalam membimbing petani mengorganisasikan diri secara efektif. Untuk meningkatkan efektivitas sistem kerja latihan dan kunjungan dari kegiatan penyuluhan guna menumbuhkan peran serta petani dalam pembangunan pertanian, maka dibentuklah pembinaan terhadap kelompok-kelompok tani yang telah terbentuk secara rutin dan reguler agar nantinya kelompok tani mampu berkembang menjadi kekuatan ekonomi yang memadai dan selanjutnya akan mampu menopang kesejahteraan anggotanya. Dengan melihat latar belakang tersebut, maka dirasa perlu untuk dilakukan suatu penelitian mengenai “Peranan Penyuluh Pertanian dalam Pengembangan Kelompok Tani di Kecamatan Junrejo Kota Batu”.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Post a Comment