Latest Post
Showing posts with label slackware. Show all posts
Showing posts with label slackware. Show all posts

How To Install LibreOffice / OpenOffice.org in Slackware / Vector Linux

Written By Unknown on Monday, 19 March 2012 | 00:46

LibreOffice 3.5 running on Vector Linux 7 (Slackware based distro)
[Click to enlarge]

I've recently tried Vector Linux 7, a Slackware based Linux distro. It is stable, rock solid and modern. But, there is one missing thing in Slackware world : there is no native package for LibreOffice or OpenOffice.org office suite. And so, how to get it? We all know, LibreOffice / OOo has became mainstream office suite and has been used widely as ultimate office suite alternative to Microsoft Office.

I cold say : There is no worry. There are some tools to get tgz Slackware package from another linux packages such as DEB and RPM. We could use rpm2tgz or deb2tgz.

As an Ubuntu user, I of course choose deb2tgz. We could download it from HERE, and then install it by terminal : # installpkg *.tgz (as root). Then, there is very simple to install LibreOffice in Slackware.

First, download DEB version from LibreOffice homepage, extract it. Enter to the extraction folder by terminal, and covert them as tgz by deb2tgz tool : $ deb2tgz *.deb. Last, install them simply by terminal too : # installpkg *.tgz.

Very last step, we need to make LibreOffice shortcut manually. In XFCE desktop, we could do this by right click at the Desktop, and select Create Launcher. At Create Launcher dialog box, put a name “LibreOffice Writer”, and at Command column, direct it to this working directory /opt/LibreOffice3.5/program/swriter (depends on which LibreOffice you choose, it could be LibreOffice3.4, 3.6 etc). Repeat this step for another LibreOffice shortcut.

And now, we have LIbreOffice suite in our beloved Slackware desktop :)

Vector Linux 7 Standar Gold Review, a Slackware Based Distro

[Click to enlarge]

For so long time, I've used Ubuntu as my main Linux desktop and almost never took another distros a try. Several years ago, I ever used a Slackware based distro called KateOS. Also, I'd tried another popular distros such as Fedora, openSUSE, Mandriva, and PCLinuxOS.

Strangely, I was so impressed by KateOS, a Slackware based distro. It is solid, and ultimately stable. And now, after has been tired by “a consolidation” with Unity and Gnome 3 issues, I want to take a rest with another distro and my mind suddenly reminds me about Slackware based distros. I then google to find the right distro and finally I found Vector Linux, a Slackware based distro.

Go to the homepage, and I got its newest release : Vector Linux 7 Standar GOLD, based on newest Slackware release (13.37). This distro offers two edition : Standard and SOHO. Standard version is a single free full-featured installation CD, and SOHO is a non-free edition that we must purchase. SOHO offers dual CD : an installation and an extra-apps CD. My choice is of course Standard version, but apparently it is not just “a standard” CD. It is amazing!

These are all I got in Vector Linux 7 Standard GOLD :

1. Kernel Linux 3.0.8

2. XFCE 4.8

3. GNOME Mplayer, UMPlayer, Xine, Exaile, Brasero

4. Firefox 8, Opera 11, Flashplugin 11, JRE 1.6, Pidgin, gFTP

5. Geany, Cmake, Glade

6. Abiword, Gnumeric, J-Pilot

7. GIMP 2.6.11, Inkscape 0.48, Shotwell

8. Cairo Dock with OS X like theme :)

9. Gslapt Package Manager (GUI toolkit for slapt-get, an apt implementation in Slackware)

10. and so many usable stuffs

With a 696,4 MB iso, I got almost all I need to work with a Linux desktop. Also, if we have internet connection, we could install another apps easily by Gslapt. Yes, Vector Linux has its own repository with thousands of useful apps and easily installable by either Gslapt or slapt-get.

But, I found a missing and enough crucial thing that is not included in the distro : Bluetooth front-end (Gnome Bluetooth, Blueman).

Installation

Default iso file for VL 7 STD GOLD is 696,4 MB. I ever got one experience, burning a close-to-700MB image into a CD could gave an error CD so I decided to use DVD instead of CD. For now, there is no way to install Vector Linux using USB like another linux distro (but it is OK).

VL 7 STD has already had GUI Installer. But I got a problem : the GUI installer didn’t work well, so I repeat the installation and I chose the older text installer. Installation process took about 30 minutes long. After installation is done, I was asked about basic system configuration including : bootloader installation, root password, user creation etc. Then, once reboot, I was asked one more time about last system configuration. After once more reboot, I got my amazing Vector Linux desktop :)

Belajar Alur Pemaketan Software di Linux, Berharap Bisa Konsen dan Lebih Expert di Bidang Linux-Packaging !

Written By Unknown on Thursday, 18 June 2009 | 00:03







Satu dimensi dalam sistem operasi yang wajib ada bagi saya adalah Multimedia Center. Saya menginstalasi Mplayer GUI di Kate OS, beserta dengan Amarok dab k3b. Sayang sekali Mplayer GUI tidak juga berjalan lancar di Kate OS. Memang bisa menjalankan DVD dan semua file video lain, tetapi tidak bisa di maximize dan fullscreen. Setelah coba dan coba, terakhir saya mendapati satu front-end Mplayer yang sangat bagus yaitu Smplayer. Sangat ringan, dan memiliki fungsionalitas banyak sekali.



Persoalannya adalah, dimana saya bisa mendapatkan paket installer Smplayer untuk distribusi Slackware? Saya coba kunjungi http://www.packages.slackware.it dan saya susah mendapatkan paket Smplayer. Karena bingung saya terpikir cara praktis. Saya gunakan saja binari Smplayer milik Ubuntu.



Tanpa banyak pertimbangan, saya pun langsung mengeksekusi Smplayer yang ada di /root Ubuntu, dan muncul banyak dependensi yang kurang ( ya iyalah! ). Tanpa bingung juga saya susun sendiri daftar dependensi yang muncul, saya ambil dari librari milik ubuntu, yang ada di /usr/lib/ dan berbentuk *.so (shared object). Caranya tentu sangat manual. Setiap saya eksekusi Smplayer, akan muncul satu dependensi yang kurang, dan saya langsung cari di /usr/lib -nya ubuntu dan saya copy ke /usr/lib -nya Kate OS. Setelah itu, saya ulangi mengeksekusi Smplayer sekali lagi, nanti akan muncul satu kekurangan dependensi lagi, nanti akan saya copy lagi dependensi yang di butuhkan, begitu seterusnya hingga semua list dependensi Smplayer terpenuhi. Dan setelah semua dependensi terpenuhi, kini saya bisa menjalankan Smplayer dari Kate OS saya. Sangat menarik!



Untuk mengintegrasikan Smplayer ke menu (GNOME/KDE), saya pun hanya meng-coy konfigurasi menu dari /root -nya Ubuntu. Letaknya ada di /usr/share/applications/smplayer.desktop. Agar lebih pas dengan sistem Kate OS, saya edit terlebih dahulu file konfigurasi Smplayer tersebut :



$ gedit smplayer.desktop



Saya hanya mengubah baris 'icon',

Icon=smplayer

Karena saya tidak menginstalasi Smplayer dari package Slack, maka tidak akan ada icon Smplayer di sistem, jika tak ada icon, tentu akan kelihatan jelek di menu ^_^`

Oleh karena itu, saya ganti baris icon menjadi,

Icon=mplayer

Setelah di edit, saya copy konfigurasi smplayer.desktop ke /usr/share/applications di Kate OS, dan sekarang, saya bisa mendapatkan Smplayer di Kate OS, tanpa perlu susah mencari paket slack-nya.



Keberhasilan kecil percobaan saya tersebut sangat membantu saya dalam memahami alur pemaketan dan pendistribusian software di Linux. Saya sangat bermimpi suatu saat saya bisa mendirikan sebuah proyek software-porting dan re-package agar semua user Linux dengan distribusi apapun dimanapun, bisa menginstalasi software opsional Linux dengan lebih mudah dan simpel (hyufff!).



Sebagai catatan, dari sekian banyak front-end Mplayer yang ada, saya dapati memang yang terbaik adalah Smplayer. Front-end untuk KDE 4, tapi sangat ringan untuk di jalankan. Sebenarnya pada waktu-waktu terdahulu, saya tidak pernah bermasalah dengan Mplayer GUI, tetapi pada versi-versi terakhir, saya mendapati banyak error yang tidak jelas (dan saya tidak paham). Menggunakan Mplayer command line jelas sangat tidak praktis, maka saya mencoba-coba beberapa front-end Mplayer yang ada dan mendapati Smplayer adalah yang terbaik.



Back to the /root, tryin Slackware !

Written By Unknown on Wednesday, 17 June 2009 | 23:55





Setelah puas berkutat dengan Ubuntu, Mandriva, openSUSE dan Fedora, satu distribusi yang belum saya 'pergauli' adalah Slackware. Karena tuntutan diri sendiri, akhirnya saya tak tahan lagi untuk mencoba Slackware, dan memutuskan menginstalasi satu distribusi turunan Slackware yaitu Kate OS.



Sebagai distribusi 'anak' Slackware, tentu saja Kate OS memiliki pengaturan yang sama. Proses instalasi dengan ncurses. Beberapa perhatian yang mungkin di perhatikan bagi kita yang baru pertama mencoba menginstalasi Slackare (mungkin) adalah :

>> Partisi / Swap <<

Pada setup pertama instalasi, kita jangan langsung menuju pengaturan TARGET pemartisian /root, tetapi harus menseting partisi untuk swap terlebih dahulu. Karena ke-belum-tahuan saya, saya tidak menseting swap (karena saya anggap sudah di seting otomatis), adalah setelah proses instalasi selesai dan masuk sistem, tidak ada swap sama sekali (swap tidak terdeteksi).

Karena hal itu, saya ulangi lagi instalasi dari awal, dan ternyata jika pada proses instalasi kita langsung menuju bagian pemilihan partisi untuk swap, secara otomatis kita akan di bawa ke bagian pemartisian untuk /root. Jadi, yang terpenting adalah pemilihan/pembuatan partisi swap.

>> Paket <<

Ada pilihan 'full instalation' dan 'user mode'. Jika kita malas memilah-milah, tentu lebih gampang menggunakan pilihan 'full' dengan tentu saja akan memakan hardisk kita lebih banyak. Pilihan 'user mode' terkesan agak rumit tapi sebenarnya tidak terlalu rumit karena kita hanya perlu memilih paket yang kita butuhkan dan tidak.

>> Post Instalasi <<

Setelah proses setup bagian instalasi paket selesai, kita akan di bawa masuk ke bagian setup post-installation. Setup umum instalasi Linux, memasukan password dan user. Satu hal yang terpenting adalah pada saat pengaturan runlevel, kita harus memilih runlevel 4, karena kita menggunakan Linux dengan desktop. Selain itu, ada juga pengaturan skrip/modul yang dijalankan pada runlevel. Sebaiknya kita membuang modul yang tidak perlu untuk tidak dijalankan pada runlevel agar booting lebih cepat. Salah satu yang bagi saya tidak perlu adalah meload modul wine pada runlevel. Selain itu, saya mendapati satu masalah dengan modul CUPS, dimana jika saya enable, saya tidak bisa masuk sistem dan berhenti pada proses booting bagian loading CUPS. Akhirnya karena hal ini, saya menginstalasi ulang Kate OS dari awal, dan pada bagian ini saya membuang modul CUPS pada daftar modul yang di load di waktu booting/runlevel.

>> XDM <<

Pada bagian post-instalasi, ada bagian pemilihan Display Manager apa yang akan digunakan. Secara default Kate OS menggunakan Slim. Jika kita menginstalasi paket desktop GNOME dan KDE, ada pilihan menggunakan GDM dan KDM. Ada baiknya karena kita lebih terbiasa dengan dua desktop tersebut, kita memilih GDM atau KDM agar lebih 'handle-able' bila nanti terjadi permasalahan. Selian itu, ada satu bug (atau kesalahan yang tidak terlalu saya pahami) yaitu bila saya menggunakan XDM Slim dan menggunakan desktop GNOME, nantinya pilihan Shutdown tidak muncul di menu GNOME. Karena permasalahan itu juga, saya instalasi ulang Kate OS dari awal, dan saya akhirnya memilih GDM sebagai XDM default. Lebih familiar dan lebih mudah ditangani.

>> Software <<

By default, Kate OS yang saya instalasi yaitu Kate OS 3.6, hanya menyertakan OpenOffice.org 2.2. Kalau menginginkan OpenOffice.org 3, tentu harus download dari situsnya. Dan satu catatan yang saya dapati adalah, package management Slackware tidak bisa menginstalasi paket hasil konversi dari .deb atau .rpm dengan tool Alien. Karena saya hanya memiliki paket OpenOffice.org 3 berupa RPM dan DEB, akhirnya saya hanya meng-copy modul instalasi OpenOffice.org 3 dari direktori /opt Ubuntu dan saya copy ke direktori /opt Kate OS, dan saya tinggal menginstalasi desktop-integration Slackmenu, dan semua beres! Package management Slackware di kenal sederhana, dan di kenal tidak banyak aturan-aturan seperti pada package management yang lain. Kita bisa leluasa mengutak-atik sistem, dengan konsekunsi yang sama, kita tidak akan mendapati otomatisasi pesan error tentang dependensi dalam proses instalasi software.



Begitulah sekelumit percobaan eksplorasi Slackware. Masih begitu banyak hal yang bisa kita eskplorasi dari sistem desktop Linux !



Selamat ber-Linux !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Turorial Grapich Design and Blog Design - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger