Latest Post

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Biaya Jasa Telekomunikasi Pada Kerajinan Kayu Jati ... (PRT-20)

Written By Unknown on Wednesday, 31 October 2012 | 22:23

BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang
Telekomunikasi, makin hari makin menguasai kehidupan manusia, apalagi ketika sudah terjadi konvergensi, saling menyatu antara teknologi telekomunikasi dengan teknologi informasi. Informasi akan berkembang cepat dengan telekomunikasi dan alat komunikasi, misalnya telepon rumah atau telepon seluler bekerja sama dengan komputer untuk memenuhi kebutuhan manusia akan banyak hal. Orang pun tidak bisa meninggalkan telekomunikasi kalau tidak ingin ketinggalan informasi. 

Perkembangan pesat telekomunikasi di Indonesia, mengisyaratkan adanya beberapa permasalahan menarik untuk dicermati. Pada tahun 2006 sekarang ini, jumlah telepon seluler di Indonesia telah melampaui jumlah telepon tetap (fixed line) dalam jumlah yang cukup signifikan sebagai sebuah fenomena yang mengisyaratkan adanya beberapa perubahan paradigma dalam perilaku orang melakukan komunikasi di mana saja, kapan saja, dan siapa saja. Apalagi, infrastruktur jaringan komunikasi yang tersedia di Indonesia sekarang ini sudah tidak hanya digunakan untuk keperluan berbicara, tetapi sudah mampu untuk ditumpangkan dengan fasilitas multimedia seperti mengakses jaringan Internet maupun untuk menerima dan mengirim SMS (Short Message Services) yang menjadi sangat populer untuk segala lapisan umur.


Pembangunan dan perkembangan perekonomian umumnya dan khususnya dibidang pertanian telah menghasilkan berbagai variasi barang yang dapat dikonsumsi. Pembangunan pertanian dalam arti luas meliputi pembangunan di sub sektor tanam, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan dengan tujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Pentingnya setiap daerah untuk menciptakan suatu produk sebagai produk unggulan. Produk dari bidang pertanian tidak hanya komoditas yang dihasilkan secara teknik dasar yaitu hasil produk pertanian murni, melainkan lebih diunggulkan yang sudah mengalami pengolahan lebih lanjut akan produk tersebut. Suatu produk yang sudah mengalami suatu proses pengolahan akan mempunyai nilai tambah sehingga akan semakin dibutuhkan oleh konsumen dan pasar produk tersebut makin luas.

Salah satu produk pertanian yang sudah mengalami proses pengolahan adalah industri kerajinan. Diantara berbagai macam industri kerajinan antara lain adalah kerajinan kayu jati. Kerajinan ini merupakan pemanfaatan kayu jati dengan proses pengolahan yang memberi nilai ekonomis pada olahan kayu jati tersebut. Kerajinan kayu jati ini mempunyai nilai ekonomis dan produk tersebut mempunyai nilai ekonomis dan nilai guna.

Permintaan akan kerajinan kayu jati mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan kebutuhan manusia akan seni dalam kehidupannya. Disamping itu, globalisasi dan perdagangan bebas yang didukung kemajuan teknologi komunikasi telah memperluas ruang gerak aliran transaksi barang dan atau jasa tanpa mengenal jarak serta melintasi batas-batas wilayah suatu kota, bahkan negara.

Dengan mengacu latar belakang tersebut, maka pada penelitian ini berfokus tentang “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Biaya Jasa Telekomunikasi Pada Kerajinan Kayu Jati Bojonegoro”.

Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Usaha pada Industri Kecil ‘Tembakau Campur’ ( Studi Kasus di Kelurahan ... Kecamatan ... Kabupaten ...) (PRT-19)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
            Dalam era pembangunan dewasa ini, peran sektor pertanian dalam meningkatkan perekonomian rakyat nampak menonjol, oleh karena itu sektor pertanian selalu mendapatkan prioritas. Prioritas pembangunan Indonesia adalah pembangunan sektor ekonomi dengan menitik beratkan pada sektor pertanian, hal ini di karenakan Negara Indonesia adalah salah satu Negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dari sektor pertanian.

Sektor pertanian yang meliputi tanaman pangan, buah buahan, perkebunan, peternakan, perikanan akan dapat membantu dan memberi konstribusi besar bagi pembangunan Nasional.

Sektor pertanian dalam hal ini tanaman perkebunan tembakau mampu memberikan sumbangan terhadap Negara berupa devisa, pajak dan cukai. Peranan penting sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi, yaitu pada sektor pertanian diarahkan untuk meningkatkan produk pertanian guna memenuhi pendapatan petani, menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi, memperluas kesempatan kerja, dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha (Mubyarto,1972,11 ).
 
Bungaran, S (1998), mengatakan bahwa untuk mempercepat pembangunan sektor pertanian berwawasan agribisnis secara efektif dan efisien dalam upaya memperbaiki ekonomi rakyat Indonesia. Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilannya. 

Peran pelaku pertanian dalam pembangunan sektor agribisnis yakni membangun sub sektor - sub sektor penyusun secara simultan, terintegrasi dan harmonis, baik yang terlibat dalam sub sektor agribisnis hulu (Upstream agribusinnes) yaitu suatu kegiatan ekonomi yang menghasilkan dan memperdagangkan sarana produksi pertanian primer. Sub sektor  pertanian primer (on -  farm agribusiness) atau disebut juga sub sektor  usaha tani, sedangkan sub sektor agrebisnis hilir (down stream agribusinnes) yaitu kegiatan ekonomi mengolah hasil usaha tani menjadi produk olahan beserta kegiatan perdagangannya, maupun sub sektor jasa penunjang (supporting institurtion).

Mengingat komoditi pertanian pada umumnya dihasilkan sebagai bahan mentah dan mudah rusak, maka perlu pengolahan lebih dahulu. Dengan proses pengolahan memungkinkan untuk dapat meningkatkan guna bentuk komoditi pertanian yaitu melalui kegiatan agroindustri. Yang dirasa perlu dikembangkan dalam agroindustri ini adalah tembakau campur.

Tembakau campur merupakan produk yang memiliki rasa atau menyerupai rasa hampir sama dengan rokok ternama dan memiliki komposisi dari campuran cengkeh dan tembakau serta beberapa campuran obat rokok. Industri yang berada di Kelurahan Wajak, Kabupaten Malang ini sudah cukup lama berdiri, di atas 10 tahun. Fenomena yang ada mengatakan bahwa usaha tembakau campur ini mengalami kondisi yang  berubah-ubah dari tahun ke tahun.

Kemajuan yang lambat di karenakan oleh beberapa kemungkinan yaitu Pertama,kemampuan permodalan pengusaha tembakau campur yang relatif rendah yang saat ini belum ada bantuan modal dari Bank atau lembaga keuangan lainnya yang menjangkau  mereka. Kedua, adanya produk yang lebih dulu dikenal oleh konsumen misalnya rokok bermerek. Ketiga, kurangnya pengusaha memperluas daerah pemasaran tembakau campur dan tidak adanya campur tangan pemerintah dalam membantu mereka untuk mengembangkan usaha tembakau campur, serta sulitnya mendapatkan ijin usaha dari pemerintah dan kurangnya faktor promosi atau pengenalan melalui media cetak maupun media elektronik.

Bagaimana kondisi sesungguhnya usaha tembakau campur ini, apabila ada pesaing yang muncul, sehingga perlu adanya pengembangan usaha . Terutama pada hal-hal yang berkaitan dengan biaya pengolahan, hasil yang diperoleh dari usaha tembakau campur tersebut, serta efisiensi usaha tembakau campur. Atas dasar uraian di atas maka dirasakan cukup penting untuk melakukan penelitian tentang  Analisis  Usaha Pada Industri Kecil ‘Tembakau Campur’ di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang.

Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Sikap Ibu Rumah Tangga Pedesaan Terhadap Tanaman Obat Keluarga (TOGA) (Study Kasus di Desa Trasak Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan (PRT-18)

BAB I
PENDAHULUAN

I.I   Latar Belakang
            Kesehatan merupakan modal utama bagi manusia untuk dapat menikmati kehidupan secara optimal, yang merupakan hak setiap insan untuk meraih derajat kesepakatan yang setinggi-tingginya. Karena itu untuk mendapatkan kesehatan ini bermula dari lingkungan keluarga yang tidak lepas dari peran serta ibu rumah tangga dalam kesejahteraan kesehatan.

            Tanaman obat merupakan salah satu sumber daya yang sudah ada sejak dahulu kala dimanfaatkan oleh nenek moyang kita dalam upaya mengatasi masalah kesehatan dengan menjadilan berbagai ramuan bahan tanaman obat. Oleh karena itu pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) perlu dikembangkan dan disebar luaskan di masyarakat terutama untuk ibu-ibu rumah tangga.

            Ibu rumah tangga sangat berperan dalam masalah kesehatan, sehingga apabila anggota keluarga ada yang sakit maka ibu rumah tanggalah yang melakukan pencegahan pertama dalam mengatasi masalah kesehatan. Namun dewasa ini banyak kecenderungan perubahan sikap konsumen dalam masalah mengkonsumsi obat-obatan untuk kesehatan. Kesehatan bagi kelangsungan hidup kita sangat penting sekali, karena tanpa kesehatan kita tidak dapat melakukan berbagai aktivitas yang dapat mempertahankan hidup di dunia ini.


Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok Tani di Kecamatan ... Kota ...(PRT-17)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya dimana kegiatan dalam ahli pengetahuan dan ketrampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar.

Penyuluhan bisa menjadi sarana kebijaksanaaan yang efektif untuk mendorong pembangunan pertanian dalam situasi petani tidak mampu mencapai tujuannya karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Sebagai sarana kebijakan hanya jika sejalan dengan kepentingan pemerintah atau organisasi yang mendanai jasa penyuluhan guna mencapai tujuan petani tersebut. Lebih dari 500.000 agen penyuluhan pertanian harus memainkan peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kompetensi petani. Mereka juga diharapkan memainkan peranan baru, seperti memperkenalkan pertanian yang berkelanjutan yang menuntut ketrampilan. Kebanyakan agen penyuluhan bernaung dibawah organisasi resmi seperti departemen (pemerintah), perguruan tinggi, atau perusahaan komersil lainnya. Keberhasilan yang diperoleh dari struktur organisasi dan gaya kepemimpinan yang disepakati bersama ternyata sangat mempengaruhi efektifitas penyuluhan.

Sistem latihan dan kunjungan yang dikembangkan dalam rangka meningkatkan efektifitas penyuluhan sebagai jembatan yang menghubungkan sumber informasi dengan petani untuk meningkatkan struktur latihan, cara penyampaian dan administrasi pelayanan penyuluhan.
 
Agen penyuluhan pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping bisa berkomunikasi secara efektif  dengan petani serta dapat mendorong minat belajar mereka. Para penyuluh pertanian harus berorientasi kepada masalah yang dihadapi petani, sesuai dengan kenyataan dan pemahaman mereka dan tidak lebih berorientasi kepada teknologi pertaniannya. Kegiatan penyuluhan banyak melibatkan pertimbangan nilai. Tidak jarang penyuluh dihadapkan pada keharusan memberi informasi tidak saja demi kepentingan petani sendiri tetapi juga untuk kepentingan masyarakatnya. Penyuluh diharapkan mempunyai wawasan yang luas tentang dunia sekelilingnya sehingga dapat menafsirkan rangsangan dan pesan-pesan yang diterima.

Agen penyuluhan dapat membantu petani menganalisis situasi yang sedang berkembang agar mereka selalu siap untuk memberikan peringatan kepada petani  secara “tepat waktu” mengenai hal-hal yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi dengan pemberian satu atau beberapa aspek permasalahan, petani akan mampu memecahkan masalahnya, bahkan kadang-kadang cukup dengan hanya penjelasan masalah analisis yang sistematis. Penyuluh seharusnya menganalisis terlebih dahulu keadaan petani sebelum memutuskan untuk membantunya.

Sangat sering petani memutuskan sesuatu berdasarkan pada kepentingannya sendiri, tetapi ada saat-saat dimana penyuluh perlu mengambil keputusan demi kepentingan petani. Dalam menghadapi masalah yang rumit, mungkin petani memerlukan bantuan dari luar seperti yang diberikan oleh agen penyuluhan. Namun, bila masalahnya cukup sederhana petani dapat menyelesaikannya sendiri, meskipun petani mungkin mau menerima bantuan dengan senang hati. Dalam hal ini, penyuluh menjalankan tugasnya lebih kearah pelayanan dibandingkan pendidikan.

Organisasi penyuluhan memegang peranan penting dalam membimbing petani mengorganisasikan diri secara efektif. Untuk meningkatkan efektivitas sistem kerja latihan  dan kunjungan dari kegiatan penyuluhan guna menumbuhkan peran serta petani dalam pembangunan pertanian, maka dibentuklah pembinaan terhadap kelompok-kelompok tani yang telah terbentuk secara rutin dan reguler agar nantinya kelompok tani mampu berkembang  menjadi kekuatan ekonomi yang memadai dan selanjutnya akan mampu menopang kesejahteraan anggotanya. Dengan melihat latar belakang tersebut, maka dirasa perlu untuk dilakukan suatu penelitian mengenai “Peranan Penyuluh Pertanian dalam Pengembangan Kelompok Tani di Kecamatan Junrejo Kota Batu”.

Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisa Pendapatan Usahatani dan Persepsi Petani pada Bawang Merah Organik”. (Studi kasus di Desa Sajen, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto). (PRT-16)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Program intensifikasi pertanian melalui penerapan teknologi pertanian, seperti penggunaan pupuk kimia, pestisida kimia dan bibit unggul, ternyata menyisakan suatu masalah bagi kelestarian lingkungan, keseimbangan alam dan pertanian itu sendiri. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang kurang terkendali, menyebabkan petani menjadi ketergantungan terhadap produk ini dan dari waktu ke waktu dosisnya semakin bertambah. Hal ini berdampak pada kesehatan manusia yang mengkonsumsinya, kelestarian lingkungan pertanian menjadi terganggu, timbulnya organisme pengganggu tanaman, dan semakin berkurangnya keanekaragaman hayati.

Melihat perkembangan dunia saat ini, dimana masyarakat bergaya hidup “back to nature” semakin meningkat kesadarannya tentang kesehatan dan kelestarian lingkungan, mereka menginginkan suatu makanan yang benar-benar serba alami, dan bebas zat kimia, pestisida, dan pupuk kimia. Gaya hidup ini telah berkembang di negara-negara maju dan baru lima tahun terakhir ini Indonesia mulai mengembangkannya. Efek dari adanya globalisasi juga mempengaruhi pola konsumsi masyarakat dunia dalam keragaman, mutu, dan keamanan produk pangan. Maka dengan sendirinya permintaan akan berubah ke produk pertanian yang lebih memperhatikan aspek keamanan dan kesehatan.

Kabupaten Mojokerto, khususnya di Desa Sajen, Kecamatan Pacet merupakan salah satu daerah pengembangan pertanian organik dan telah berhasil membudidayakannya dengan baik. Budaya bertani secara konvensional yang selama ini telah diterapkan oleh para petani semakin tidak menguntungkan dan semakin lama biaya produksinya semakin besar. Naiknya harga saprodi merupakan faktor utama terjadinya  kerugian di tingkat petani yang tidak diiringi dengan adanya kenaikan harga produk yang memadai. Akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang terus menerus, maka berdampak pada ketidakseimbangan lingkungan, yaitu menurunnya daya dukung lahan, sehingga produksi menurun. Dari adanya masalah tersebut maka petani ingin memperbaiki sistem budidayanya dengan sistem budidaya organik, khususnya bawang merah organik.
 
Pertanian organik merupakan solusi atau alternatif terbaik untuk mengatasi kemerosotan hasil produksi, biaya produksi yang tinggi, dan kerusakan lingkungan. Dalam jangka panjang, sistem pertanian inilah yang dianggap paling sesuai untuk diterapkan, selain produknya sehat untuk dikonsumsi, dan ramah lingkungan. Semakin bertambahnya konsumen membuat pendapatan petani semakin besar, sehingga dapat mencukupi kebutuhan keluarganya.

Prinsip utama pertanian organik adalah penggunaan input dari luar yang rendah. Pertanian organik merupakan suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan organik kembali kedalam tanah, baik dalam bentuk residu, dan limbah pertanaman maupun ternak yang selanjutnya bertujuan untuk memberikan nutrisi pada tanaman (Sutanto, 2002).

Berbagai penilaian positif tentang usaha tani organik ini ternyata belum mampu menarik minat petani untuk beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik. Persepsi tidak selalu identik dengan pengambilan keputusan, dalam hal ini adalah keputusan berusaha tani organik atau an- organik. Petani organik belum tentu memiliki persepsi yang positif tentang usaha tani organik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, misalnya motivasi, yaitu adanya dorongan karena adanya suatu proyek dari pemerintah maupun swasta, atau hanya ikut-ikutan sehingga mungkin belum melakukan budidaya organik sesuai anjuran. Begitupun sebaliknya, petani yang memiliki persepsi positif tentang pertanian organik belum tentu melakukan budidaya secara organik, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya keterbatasan modal dan ketidakberanian untuk mengambil resiko. Persepsi petani yang baik dan benar tentang pertanian organik sangatlah penting bagi pengembangan pertanian organik untuk kedepan, karena merupakan dasar pemahaman tentang apa dan bagaimana pertanian organik itu.

Usahatani sebagai kegiatan untuk memproduksi lingkungan pertanian pada akhirnya dinilai dari biaya yang dikeluarkan, penerimaan yang diterima, dan selisih dari keduanya adalah pendapatan, yang merupakan keuntungan dari usahatani organik itu. Analisa usahatani dimaksudkan untuk mengetahui  kebutuhan dana yang dibutuhkan untuk melakukan usahatani, penerimaan yang diperoleh, sehingga dapat diukur besarnya pendapatan.  Disamping mengukur tingkat pendapatan, juga perlu dipertimbangkan tingkat efisiensinya. Pendapatan yang besar tidak selamanya menunjukkan efisiensi yang tinggi, oleh karena itu analisa pendapatan sebaiknya diikuti dengan pengukuran efisiensi. Perencanaan yang baik dalam sistem usaha tani ini termasuk penggunaan input dalam sistem produksi akan membantu memperbaiki mutu, sehingga dapat bersaing secara kompetitif, sekaligus dapat meningkatkan nilai tambah komoditas yang diusahakan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai tingkat pendapatan dan efisiensi usahatani bawang merah  organik, serta persepsi petani terhadap pertanian organik.

Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Contoh Skripsi Pertanian

Klik di sini untuk mendapatkan Contoh Skripsi Pertanian. Kami memiliki daftar terbaru untuk referensi dalam bidang ilmu teknik pertanian. Berbagai studi dari Contoh Skripsi Pertanian dapat Anda temukan dalam daftar kami. Banyak keunggulan yang kami tawarkan untuk referensi teknik pertanian ini. Selain berasal dari berbagai universitas ternama di Indonesia, daftar kami hadir dengan puluhan judul-judul terbaru dan studi kasus yang up to date. Dari daftar Contoh Skripsi Pertanian kami dapat Anda gunakan salah satunya sebagai bahan tambahan dalam penulisan tugas akhir skripsi. Penggunaan karya yang telah diterbitkan lebih dahulu adalah sah-sah saja, karena setiap penelitian tidak bisa berdiri sendiri pasti memerlukan referensi tambahan dari karya-karya sebelumnya, dengan catatan bahwa penggunaannya sebatas sebagai referensi semata bukan mengatasnamakan karya tersebut.

Ilmu pertanian merupakan salah satu cabang dari ilmu teknik. Sebagian besar penduduk Indonesia bergerak dalam bidang pertanian, baik itu perkebunan, perikanan, atau peternakan. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab tenaga ahli di bidang pertanian yang banyak dibutuhkan. Oleh karena itu banyak peguruan tinggi baik swasta maupun negeri yang membuka program studi teknik pertanian. Skripsi pertanian merupakan penelitian yang memfokuskan pada analisis teknik atau strategi yang digunakan dalam pengolahan pertanian. Ilmu teknik merupakan strategi yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi usaha pertanian yang mencakup peningkatan diberbagai bidang seperti produktivitas, kesejahteraan petani, mutu pertanian, pemberantasan hama, serta kontiunitas pasokan produk pertanian. Dalam disiplin ilmu pertanian tidak hanya membahas pada sistem pengairan, bercocok tanam, penggunaan mesin, melainkan semua aspek dalam budidaya baik itu tanaman atau ternak beserta pengolahannya.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Anda tidak perlu ragu lagi dalam menggunakan salah satu judul dari daftar Contoh Skripsi Pertanian kami sebagai referensi tambahan Anda. Sehingga akan memudahkan Anda dalam penulisan dan penyelesaian tugas akhir skripsi Anda. 

Contoh skripsi pertanian bisa dilihat disini.




Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Portofolio Optimal Dengan Menggunakan ”Index Tunggal” (Studi Pada Saham-Saham Jakarta Islamic Index Periode 2004 – 2006) (KE-37)

BAB I 
PENDAHULUAN 

A.              Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dunia ekonomi modern. Bahkan, perekonomian modern tidak akan mungkin eksis tanpa adanya pasar modal yang terorganisir dengan baik. Setiap hari terjadi transaksi triliunan rupiah melalui institusi ini (Artikel, 2003, www.google.com).
Pasar modal sebagai institusi modern tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan. Salah satunya adalah tindakan spekulasi. Pada umumnya proses-proses transaksi bisnis yang terjadi dikendalikan oleh para spekulan yang selalu melakukan analisis serta perhitungan untuk mengambil tindakan spekulasi. Aktivitas inilah yang membuat pasar tetap aktif, tetapi aktivitas ini tidak selamanya memberikan keuntungan terutama pada saat terjadi depresi. 
Ada beberapa prinsip dasar untuk membangun sistem pasar modal yang sesuai dengan ajaran Islam. Implementasinya, memang dibutuhkan proses diskursus yang panjang (Syauqi Beik. Irfan, dalam,  www.google.com). Prinsip tersebut, antara lain, tidak diperkenankannya penjualan dan pembelian secara langsung. Saat ini, jika seseorang ataupun sebuah perusahaan ingin menjual atau membeli saham, dia akan menggunakan jasa broker atau pialang. Kemudian broker tersebut akan menghubungi jobbers dan menyampaikan maksud untuk bertransaksi, baik dalam pembelian maupun penjualan saham. Para jobber ini menawarkan 2 rate harga, yaitu rate harga yang akan dibelinya yang biasanya lebih rendah dan rate harga yang akan dijualnya yang biasanya lebih tinggi. Selanjutnya para jobber berkewajiban untuk membeli saham tersebut. 


Transaksi model ini memberikan 2 implikasi. Yang pertama, para jobber akan melakukan pembelian saham meskipun mereka belum tentu membutuhkannya (Syauqi Beik. Irfan, dalam,  www.google.com). Mereka membeli saham dengan harapan akan dapat menjualnya kembali kepada pihak yang memerlukan. Hal ini akan membuka pintu spekulasi. Para spekulan mengetahui bahwa mereka dapat membeli saham yang menguntungkan dari pasar karena para jobber ini mampu menyediakan ready stock.
 Dalam ajaran Islam, aturan pasar modal harus dibuat sedemikian rupa untuk menjadikan tindakan spekulasi sebagai sebuah bisnis yang tidak menarik. Untuk itu, prosedur pembelian atau penjualan saham secara langsung tidak diperkenankan. Mengingat firman Allah dalam (QS. al-Baqarah [2]: 275) “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”, maka pada tanggal 3 Juli 2000 PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengeluarkan indeks islam, Jakarta Islamic Indeks, yang merupakan hasil kerja sama dengan PT Danareksa Investment Management. Indeks ini akan melengkapi indeks-indeks yang selama ini ada di BEJ yaitu IHSG dan LQ 45.
Kehadiran dari indeks islam ini selain untuk menggairahkan pasar modal, setelah banyak bermunculan bank-bank yang menerapkan prinsip syariah, juga diharapkan mampu menarik pemodal dan masyarakat Islam yang ingin bermain di lantai bursa. Mereka bukan hanya para pemodal yang telah menanamkan modalnya di pasar modal namun juga investor yang masih ragu-ragu untuk melepas dananya untuk membeli saham karena tidak mengetahui secara mendalam aturan syariah.
Kesuksesan BEJ mengeluarkan indeks Islam ini merupakan kelanjutan dari keberhasilan cendekiawan muslim dan pihak-pihak lain yang peduli terhadap pentingnya penerapan nilai-nilai syariah dalam perekonomian dalam upayanya menciptakan suatu tatanan ekonomi dan bisnis yang Islami. Pemilihan obyek penelitian dengan menggunakan saham-saham yang tercatat dalam Jakarta Islamic Index didasarkan pada pertimbangan bahwa masih minimnya retelatur yang membahas investasi syariah di pasar modal dan Jakarta Islamic Index merupakan satu-satunya index yang menggunakan syariat Islam pertama kali di Indonesia. Keberhasilan Jakarta Islamic Indeks sebagai indeks yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar yang terlihat dari nilai agregat saham-saham JII  cukup signifikan dibandingkan kapitalisasi seluruh saham yang aktif diperdagangkan. Kecenderungan ini mudah sekali dimengerti bahwa masyarakat yang semakin terdidik akan semakin tidak suka menanamkan dana mereka di bank komersial karena bank komersial memberikan return yang lebih kecil, resikonya juga relatif lebih kecil. Masyarakat yang semakin paham akan pasar keuangan, semakin mengerti akan penilaian dan pengendalian risiko investasi. 
Portofolio merupakan suatu kombinasi atau gabungan dari sekumpulan aset, baik berupa aset riil (real asset) yang berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan aset keuangan (financial asset) yang dilakukan di pasar uang baik berupa sertifikat deposito, commercial paper, dan surat berharga pasar uang yang dimiliki oleh investor. Portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut ketika dibandingkan dengan portofolio lain mempunyai expected return terbesar dengan risiko yang sama atau memberikan risiko terkecil dengan expected return yang sama. Pada hakekatnya pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi resiko dengan diversifikasi, yaitu dengan mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif. Penelitian ini mencoba menerapkan model indeks tunggal yang merupakan penyederhanaan dari model Markowitz. Metode indeks tunggal juga dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio, hal tersebut yang dijadikan peneliti sebagai alasan dalam penggunaan indeks tunggal sebagai alat analisis untuk membentuk portofolio optimal pada saham-saham Jakarta Islamic Index
Minimnya informasi mengenai tingkat keuntungan dan risiko yang akan didapat oleh seorang investor dalam menghadapi risiko-risiko yang akan terjadi dalam menanamkan modalnya. Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Portofolio Optimal Dengan Menggunakan ”Index Tunggal” (Studi Pada Saham-saham JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2004 – 2006)”

Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini 

Sistem Informasi Pengolahan Data Absensi Pegawai Pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lampung Utara (IK-40)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Satuan Polisi Pamong Praja adalah organisasi perangkat daerah yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 pasal 148 yang berbunyi “ untuk membantu kepala daerah dalam menegakkan Perda dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dibentuk Satuan Polisi Pamong Praja “.

Adapun tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja yang dibahas dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun 2005 pasal 56 salah satunya adalah tugas dan bagian tata usaha yang berfungsi untuk menyusun program dan melaksanakan urusan tata usaha, perlengkapan administrasi kepegawaian dan keuangan serta pelaporan.

Untuk mendukung tugas kepala kantor diperlukan bagian tata usaha yang handal dan dapat menciptakan suasana kepegawaian yang baik dilingkungan Satuan Polisi Pamong Praja. Salah satunya adalah Sistem Absensi yang baik dan rapih sehingga bisa dijadikan panduan seberapa jauh tingkat kedisiplinan yang sudah ada di Satuan Polisi Pamong Praja.

Absensi yang baik, rapih dan akurat dapat dijadikan bahan untuk pelaporan ke instansi yang dibutuhkan agar dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk kebijakan-kebijakan didepan. 
Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi, dewasa ini semakin mendorong manusia untuk berkreatifitas menciptakan sesuatu yang baru, suatu teknologi canggih yang dapat dijadikan sebagai sarana pendukung di dalam dunia kerja tempat mereka berkecimpung di dalamnya. Salah satu hasil dari observasi ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini adalah suatu alat yang disebut dengan nama komputer.


Makin maraknya penggunaan komputer dikalangan masyarakat terutama dikantor instansi-instansi pemerintah maupun swasta, memberikan gambaran bagi kita bahwa manusia memerlukan fasilitas yang dianggap dapat membantu dalam memecahkan masalah–masalah yang sering dihadapi selama ini, yang dapat menyuguhkan berbagai kemudahan-kemudahan.
Keberadaan fasilitas komputer dirasakan sangat berperan sekali terutama dalam memproses suatu data guna menghasilkan informasi yang optimal, akurat dan relevan. Informasi yang dihasilkan dapat juga digunakan untuk mendukung suatu proses pengambilan keputusan dengan cepat dan tepat, sehingga instansi dapat menekan biaya, tenaga dan waktu se-efektif dan se-efisien mungkin.

Hal ini tentunya tidak dapat terlepas dari suatu sistem yang mampu memanipulasi data dengan cepat serta dirancang dan diorganisasikan sedemikian rupa sehingga dapat secara otomatis memasukkan data, menyimpan data, memproses data dan menghasilkan keluaran yang berupa informasi yang dapat berguna bagi pemakai. Begitu pula pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lampung Utara, yang mana komputer memegang peranan penting dan mempunyai pengaruh besar dalam lingkup kerjanya, untuk melaksanakan tugas rutin sehari-hari dalam lingkungan kantor, contohnya : dalam mengolah Data Absensi Pegawai yang dirasakan sangat penting sekali agar menjadi lebih profesional.

Sejalan dengan itu kehadiran komputer cukup dirasakan manfaatnya oleh para pegawai-pegawai kantor khususnya pada bagian administrasi pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Lampung Utara, sehingga dapat mendorong kinerja para pegawai di lingkup kerjanya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis menuangkannya dalam bentuk penulisan Skripsi yang berjudul : “SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA ABSENSI PEGAWAI PADA KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN LAMPUNG UTARA”.

Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini 

Contoh Skripsi Teknik Informatika dan Komputer

Untuk mempercepat selesainya penulisan skripsi maka yang perlu dipersiapkan salah satunya adalah contoh skripsi. Dengan memiliki referensi contoh skripsi yang baik tentu akan mempermudah dalam menyusun skripsi. Jika sedang menulis skripsi teknik informatika, maka contoh yang diperlukan adalah skripsi teknik informatika pula, bukan contoh skripsi jurusan lain.

Contoh skripsi teknik informatika yang lengkap dan full content mulai dari bab awal, bab I hingga daftar pustaka dapat anda download di halaman khusus skripsi teknik informatika. Di dalamnya terdapat banyak contoh skripsi teknik informatika

Berikut Contoh Skripsi Teknik Informatika dan Komputer Lengkap. Klik Judulnya untuk melihat isinya..




Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Motivasi Instrinsik Dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang Makasar (MS-30)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
            Istilah motivasi ( motivation ) berasal dari bahasa latin yaitu Movere, yang berarti “ menggerakkan “ ( To Move ). Teori yang dikembangkannya oleh Hezberg dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”. Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang. Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik.

        Salah satu kantor vertikal yang berada di bawah nanungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan adalah Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Piutang negara yang dikelola oleh KPKNL adalah piutang negara yang tidak dilunasi oleh penerima kredit, dan untuk menentukan piutang itu macet adalah sejak tidak ditepatinya/dipenuhinya piutang dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam perjanjian kredit. Piutang negara yang telah macet harus segera diserahkan penyelesaiannya pada KPKNL, jika tidak maka pihak KPKNL berhak mengambil alih kasus piutang tersebut. KPKNL dalam hal ini mempunyai kewenangan karena undang-undang yang berlaku dan adanya  kewenangan yang diberikan oleh pihak kreditur untuk dapat menyelesaikan kredit macet dengan berdasarkan perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan.
 
KPKNL adalah sebuah intitusi yang bergerak pada pelayanan publik dalam hal kekayaan negara, pengelolaan piutang dan lelang. Sejumlah orang yang bekerja di dalam intitusi tersebut saling bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan tertentu yang dituangkan pada visi dan misi organisasi. Semua unsur dalam instansi ini harus dapat melibatkan diri dan memiliki dorongan yang kuat untuk mencapai apa yang menjadi tujuan dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Makassar dimana mereka bergabung. Tak terkecuali pimpinan yang dalam hal ini memiliki peranan yang sangat menentukan dalam menggerakkan orang-orang bawahan termasuk dirinya sendiri.

Motivasi dalam suatu organisasi pada KPKNL dimaksudkan sebagai kemauan untuk berjuang atau berusaha ke tingkat yang lebih tinggi menuju tercapainya tujuan dari KPKNL, dengan syarat tidak mengabaikan kemampuan seseorang untuk memperoleh kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pribadi. Pimpinan KPKNL dapat memperbesar motivasi pegawai dengan jalan menyediakan peluang bagi para pegawai untuk mengalami prestasi, pekerjaan yang menstimulasi, tanggung jawab dan kemajuan dalam karier pegawai.
Problem inti KPKNL yaitu yang berkaitan dengan pengorganisasian sumber daya manusia adalah bagaimana cara merangsang sekelompok orang yang masing– masing memiliki kebutuhan mereka yang khas dan kepribadian yang unik, untuk bekerjasama menuju pencapaian visi dan misi KPKNL. Jika seseorang termotivasi maka akan berusaha keras. Tetapi usaha keras ini harus sesuai dengan visi dan misi KPKNL dengan cara mengarahkan usaha kerasnya secara konsisten. Sebaliknya, KPKNL harus terus membina motivasi  pegawai melalui proses pemuasan kebutuhan.

Adapun Visi dan Misi Kantor Pelayanan Kekayaan dan Lelang ialah:
Visi
“Menjadi pengelola kekayaan negara, piutang negara dan lelang yang professional dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Misi
1.    Mewujudkan optimalisasi penerimaan, efisiensi pengeluaran dan efektivitas pengelolaan kekayaan Negara.
2.    Mengamankan kekayaan negara secara fisik, administrasi dan hukum.
3.    Mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar dan dapat dijadikan acuan dalam berbagai keperluan penilaian.
4.    Melaksanakan pengurusan piutang negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
5.    Mewujudkan lelang yang efektif, efisien, transparan, akuntabel, adil dan kompetitif sebagai intrumen jual beli yang mampu mengakomodasi kepentingan masyarakat.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut di atas, KPKNL Makassar berupaya untuk memberikan pelayanan secara professional dengan Motto : “TELADAN ( Tertib, Lancar dan Amanah)”. Tertib, berarti tertib administrasi, tertib hukum dan tertib pelayanan. Lancar berarti tanpa hambatan dan cepat pelayanannya. Amanah berarti pegawai bekerja secara professional dan penuh tanggung jawab. Dalam perjalanannya untuk menjadi sebuah pelayanan publik dalam hal kekayaan negara, pengelolaan piutang dan lelang dalam hal kekayaan negara yang yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel maka KPKNL memerlukan pegawai–pegawai yang bermotivasi tinggi agar KPKNL Makassar dapat memberikan pelayanan kekayaan negara, pengelolaan piutang dan lelang yang terbaik bagi masyarakat.

Konsistensi dan ketekunan KPKNL Makassar terinspirasi dan dijiwai oleh visinya yang bertekad memperjuangkan nilai–nilai tanggung jawab dan profesional dijabarkan bahwa KPKNL Makassar akan menempatkan seluruh pegawai sebagai modal yang berharga dalam memberikan pelayanan kekayaan negara, pengelolaan piutang dan lelang. Kepada pegawai akan diberikan perhatian yang sebaik-baiknya berupa peningkatan keterampilan melalui pelatihan Diklat, kenyamanan kerja, dan lain sebagainya 

Produktivitas yang berupa pelayanan kekayaan negara, pengelolaan piutang dan lelang yang terbaik bagi masyarakat ini dipengaruhi oleh motif–motif khusus yang dimiliki pegawai, dalam hal bekerja pada bagian tertentu dan dalam hal melakukan pekerjaan tertentu. Semakin tinggi motivasi pegawai dalam bekerja, maka akan semakin baik pula pelayanan yang diberikan bagi masyarakat karena seseorang dengan motivasi tinggi selalu memiliki keinginan untuk berusaha sebaik–baiknya dalam bekerja. 

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ Pengaruh Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang Makassar”.

Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pemakaian Kondom Di Lokalisasi Guyangan Kabupaten Nganjuk (MS-29)

BAB  I 
P E N D A H U L U A N

1.1.          Latar Belakang Masalah
Barang kali sudah banyak yang tahu kalau prostitusi sudah lama ada didunia ini, bahkan banyak orang yang menyitir bahwa pelacur adalah salah satu profesi yang tertua didunia. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pelacuran sekarang ini antara lain alasan ekonomi, mundurnya usia perkawinan, meningkatnya angka perceraian dan sebagainya. Berbarengan dengan kegiatan prostitusi tersebut penyakit kelamin menjadi salah satu efek samping yang harus ditanggung, sehingga penyakit kelamin boleh dikatakan penyakit yang paling mahal atau paling tidak paling dicari-cari karena untuk mendapatkannyapun orang harus membayar. 

Di Kabupaten Nganjuk, lokalisasi prostitusi yang resmi ada  di Guyangan, Kecamatan Bagor yang letaknya kurang lebih 6 km sebelah barat laut pusat kota. Hasil skrining Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk pada tahun Januari 2003 menunjukkan bahwa dari  258 PSK (Pekerja Seks Komersial) yang ada di lokalisasi Guyangan 26 persen diantaranya menderita penyakit menular seksual (PMS) yaitu penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Para PSK ini dapat menularkan kepada lebih dari satu orang pelanggan tergantung dari berapa banyak pelanggan yang berhubungan dengannya yang pada gilirannya dapat juga menular kepada istri yang baik-baik, kemudian sang istri bisa menularkan lagi kepada bayi yang baru dilahirkan melalui proses persalinan, akibatnya orang yang tidak bersalahpun akan menanggung akibatnya. Meskipun tidak mungkin semata-mata menyalahkan para PSK karena mereka ada akibat “permintaan pasar” tetapi barangkali cara yang paling mudah untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit menular seksual ini adalah dengan mengintervensi para PSK ini karena mereka terlokalisir sehingga mudah dicari dan mudah pula diberi petunjuk. Mereka juga terorganisir baik oleh para mucikarinya maupun oleh “RT/RW” nya disamping itu tidak tabu bagi mereka untuk membicarakan masalah seksual, hal sebaliknya terjadi pada “pelanggan”nya.
 
Penyakit kelamin hampir semuanya menular lewat hubungan seksual, baik hubungan yang normal maupun yang menyimpang tetapi semuanya punya resiko walaupun besarnya tidak sama. Untuk mencegah penularan penyakit ini cara yang paling tepat adalah dengan metode ABC yaitu Abstinence, Be faithful dan Condom. Abstinence atau puasa berhubungan itu bisa dilakukan bagi mereka yang belum menikah atau yang jauh dari pasangan sah, be faithful artinya setialah pada pasangan resmi jangan mencoba “menyabit rumput di padang lain”. Tetapi kalau memang hasrat hati sudah tidak bisa dibendung atau nafsu sudah memuncak pakailah cara kompromi dengan kondom, karena seperti kata pepatah lebih baik mencegah dari pada mengobati. Namun ditengarai pemakaian kondom di lokalisasi Guyangan ini kurang membudaya sehingga pusat prostitusi di Nganjuk ini sangat potensial sebagai pusat penyebaran penyakit kelamin.

Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Pemberian Motivasi Oleh Pimpinan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Study Kasus Pada Kantor Pendidikan Dan Latihan Kota Kediri) (MS-28)

BAB I 
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Dengan diberlakukannya Undang-Undang No 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah, merupakan momentum terjadinya pergeseran paragdigma sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah yang semula bercorak sentralistik menjadi desentralistik.
Prinsip otonomi daerah yang luas  nyata dan bertanggung jawab, sebagaimana dianut UU No 22 tahun 1999 merupakan kebijakan atau strategi untuk memberdayakan dan memandirikan daerah, serta mendorong kemandirian Pemda.
Secara eksplisit otonomi daerah merupakan kewenangan hakiki yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai urusan penyelenggaraan pemerintahan bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah, optimalisasi dan efisiensi dinas/badan/bagian/kantor serta uit-unit terkait lainnya melelui peningkatan prestasi kerja karyawan.
Dengan prestasi kerja karyawan yang meningkat akan terjadi efisiensi pada masing-masing sektor, sehingga dengan melalui peningkatan prestasi kerja karyawan diharapkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat. Untuk meningkatkan prestasi kerja tersebut, perlu adanya motivasi yang diberikan oleh pimpinan dalam suatu organisasi.
Suatu organisasi akan berhasil dalam mencapai tujuan an program-programnya bila orang-orang yang bekerja dalam organisasi itu dapat melakukan tugas-tugas dengan baik sesuai dengan bidang dan tanggung jawab masing-masing.
Agar orang-orang dalam organisasi tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka diperlukan seorang pemimpin yang dapat memotivasi an mengarahkan segala sumber daya yang ada kearah pencapaian tujuan.

Menurut Lysen (1960:81) sejarah manusia dari abad ke abad membuktikan bahwa kehidupan setiap kelompok sosial tidak terlepas dari manusia besar yang memimpinnya. Tanpa ada pemimpin tidak akan ada organisasi dan perkembangan sosial. Disamping itu tujuan organisasi akan sulit dicapai apabila orang-orang yang bekerja dalam organisasi tersebut tidak mau menggali potensi yang ada dalam dirinya untuk bekerja semaksimal mungkin. Oleh karena itu dibutuhkan karyawan yang mempunyai sifat dan sikap membangun dan aktif, seperti daya tanggap yang tinggi, inisiatif dan kreatif serta kepekaan beradaptasi yang kesemuanya ini dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan prestasi kerja.
Salah satu tugas yang dilaksanakan oleh seorang pemimpin dalam memberikan dorongan atau motivasi pada bawahannya. Menurut Koontz & O’Donnel (1968:614) kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk mendorong bawahan atau pengikut untuk bekerja dengan penuh semangat an keyakinan.
Keberhasilan atau kegagalan yang dialami oleh sebagian besar organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki orang-orang yang diserahi tugas memimpin organisasi tersebut.
Sukses tidaknya suatu perusahaan tergantung dari ketrampilan pemimpin dalam memberikan motivasi kerja pada karyawannya untuk mengelola perusahaan yang dipimpinnya (Swasto, 1996:64).
Menurut Sukamto (2000:282) kepemimpinan yang efektif harus memberikan motivasi terhadap usaha-usaha semua karyawan dalam mencapai tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan atau bimbingan, tujuan organisasi tidak akan tercapai. Oleh karena itu kepemimpinan sangat penting diperlukan apabila suatu organisasi ingin sukses.
Dari pendapat-pendapat tersebut, menggambarkan bahwa pentingnya peranan yang diemban oleh seorang pemimpin dalam organisasi, sehingga seorang pemimpin diharapkan mempunyai kemampuan memimpin yang baik agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Kemampuan memimpin yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahan.
Kita ketahui bahwa perusahaan akan berhasil melaksanakan program-programnya apabila orang yang bekerja dalam perusahaan itu dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan bidang dan tanggungjawabnya masing-masing. Dalam menyelesaikan tugasnya ini karyawan perlu diberikan arahan dan dorongan, sehingga dalam dirinya akan tumbuh komitmen yang tinggi, dan pada akhirnya komitmen ini akan mempengaruhi prestasi kerja yang menguntungkan perusahaan.
Pemberian motivasi dikatakan penting karena pemimpin itu tidak sama dengan karyawan. Seorang pemimpin perusahaan tidak dapat melakukan pekerjaan sendirian, keberhasilannya ditentukan oleh hasil kerja karyawan (bawahan). Untuk melaksanakan tugas sebagai seorang pemimpin ia harus membagi-bagi tugas dan pekerjaan tersebut kepada seluruh bawahan yang ada dalam perusahaan. 
Disinilah letak pentingnya pemberian motivasi kepada karyawan, agar mereka tetap dan mau melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kecakapan yang mereka miliki. Motivasi yang diberikan kepada masing-masing karyawan tentunya berbeda-beda karena faktor-faktor yang mendorong seseorang dalam bekerja juga berbeda-beda satu sama lain. Dalam memberikan motivasi sebenarnya terkandung makna bahwa setiap manusia perlu diperlakukan dengan segala kelebihan, keterbatasan, dan kekurangannya. Dalam melakukan pekerjaan seseorang tidak semata-mata dipengaruhi oleh faktor rasio saja, tapi juga emosi. Oleh karena itu dalam memberikan motivasi kepada karyawan seorang pemimpin haruslah mempelajari, memahami terlebih dahulu apa yang menjadi motiv karyawan mau bekerja.
Menurut Saydam (1996:229) bahwa dalam pemberian motivasi kepada karyawan, seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan khusus, karena tidak semua pemimpin berhasil dalam melakukan pemberian motivasi kepada karyawan. Cara pemberian motivasi lebih merupakan suatu seni dibandingkan suatu ilmu. Yang dituntut dalam penerapannya adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang-orangnya, komunikasi an bergaul dengan orang-orang yang akan diberi motivasi itu sendiri.
Keberhasilan suatu organisasi juga tergantung dari prilaku individu. Untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, suatu organisasi harus memperlakukan individu secara manusiawi dengan memberikan pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan akan makan, tempat tinggal, menyediakan sarana yang dibutuhkan, memberi jaminan perlindungan, keamanan dan menghindari tekanan yang berat ditempat kerja, memberi kesempatan berinteraksi dan mengikut sertakan karyawan dalam pengambilan keputusan, memberikan penghargaan dan kesempatan untuk mengembangkan potensi dirinya. Karena bagaimanapun juga tingkat motivasi dan komitmen pekerja terhadap keinginan organisasi akan tercermin dari keputusan mereka terhadap pekerjaan.
Dalam perkembangannya, seringkali organisasi menghadapi beberapa kendala yang diantaranya adalah tingkat kemungkinan perpindahan karyawan maupun rendahnya komitmen karyawan terhadap organisasi.
Prestasi merupakan suatu kebutuhan bagi seorang karyawan motivasi yang kuat untuk berprestasi, keinginan untuk berhasil dan unggul dalam situasi persaingan, berhubungan dengan sejauh mana individu dimotivasi untuk menjalankan tugas-tugasnya.
Prestasi kerja karyawan kadang-kadang tidak sesuai dengan kecakapan yang dimilikinya. Faktor penyebabnya tidak sama antara karyawan yang satu dengan yang lain. Penyebabnya tergantung dari orangnya sendiri dan lingkungan kerjanya.
 Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Implikasi Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Organisasi Di Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Madiun (MS-27)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang Masalah
Efektivitas setiap institusi atau organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia yang menjadi anggotanya. Manusia merupakan sumberdaya yang pertama  dan utama bagi setiap organisasi, yang memiliki keunikan persepsi, kepribadian dan pengalaman hidup. Manusia berbeda latar belakang kehidupan social budaya, ekonomi, dan politik serta kepercayaan dan nilai-nilai yang dianutnya. Kemampuan individu dalam meningkatkan efektivitas kerja di suatu organisasi bukan persoalan yang ringan. Manajer suatu organisasi harus memandang masing-masing karyawan atau anggota sebagai sosok yang memiliki kepribadian, perilaku yang unik dan persepsi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Hubungan antara individu dan kelompok dalam suatu organisasi menciptakan harapan bagi perilaku individu. Harapan ini diwujudkan dengan memotivasi peran-peran tertentu yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan bersama. Beberapa orang harus memainkan peran pemimpin, sementara lainnya sebagai pengikut. Ada Top Manajer, menejer mengengah dan bawahan yang harus dimainkan sesuai porsi dan tanggungjawabnya. Organisasi memiliki sistem kewenangan, status dan kekuasaan, sementara manusia dalam organisasi mempunyai beragam kebuuthan yang diharapkan dapat terpenuhi melalui organisasi. Kelompok di dalam organisasi juga mempunyai pengaruh yang kuat atas perilaku individu dan kinerja organisasi.


Perilaku seseorang pada setiap situasi melibatkan interaksi dan motivasi personal dan situasiasional, untuk membantu mengidentivikasi faktor manajerial utama dlam perilaku organisasi. Banyak fihak menyarankan dengan menggunakan pendekatan kontijensi (contigensi approach). Asumsi dasar pendekatan tersebut adalah tidak ada cara terbaik untuk mengelola suatu organisasi. Suatu metode sangat efektif di satu situasi tetapi belum tentu di situasi lainnya cocok. Pendekatan kontijensi ini semakin popular karena hasil riset menunjukkan bahwa dalam beberapa praktek menajemen di beberapa praktek manajemen di beberapa organisasi, dengan memberikan suatu karakteristik pekerjaan dan orang tertentu dalam melakukan pekerjaan, memberikan hasil yang lebih baik dibanding lainnya. Dalam pendekatan kontijensi, manager mendiagnosis karakteristik individu dan kelompok, struktur organisasi, dan gaya kepemimpinan sebagai langkah-langkah memotivasi, sebelum memutuskan solusi tertentu.

Struktur organisasi sebagai pendekatan formal dalam mengelompokkan orang dan pekerjaan sesuai dengan tugas dan wewenangnya, sering digambarkan dalam bentuk bagan organisasi secara utuh dan menyeluruh, sedangkan proses menunjukkan suatu dinamika organisasi, al. komunikasi, pengambilan keputusan, dan penegmbangan organisasi yang merupakan contoh proses dalam organisasi. Asumsi dasar yang menggunakan invidu dan kelompok dalam berhubungan dengan organisasi dan lingkungan disebut dengan kultur. Arti lain kultur organisasi adalah kepribadian, atmosfir, atau perasaan, yaitu perilaku yang tepat dan ikatan yang memotivasi individu dan cara suatu organisasi memproses informasi, hubungan internal, dan nilai-nilai. Kultur berfungsi di seluruh tingkatan dari sesuatu yang tidak jelas hingga yang tampak. Kultur organisasi dapat di identikkan sebagai satu noda tinta yang kita lihat bila kita lihat  (Hampden-Turner, 1990:1). Kultur organisasi dapat terwujud dalam pikiran, perasan, dan pembicaraan organisasi. Contoh berbagi norma-norma mengenai cara berpakaian, praktek bisnis, sistem promosi. Wal Mart Associates saling berbagi rasa cara kerja dengan cabang bekerja tepat waktu dengan sikap positif. Ini menjadi andil yang mengikat karyawan dan menciptakan perasaan kebersamaan (Fiedler & Garcia, 1998:11). Kultur organisasi dapat menjadi positift atau negatif. Kultur organisasi yang positif akan membantu meningkatkan produktivitas, kultur negatif akan merintangi perilaku, menghambat efektivitas kelompok an desian organisasi yang lebih baik. Manajer yang efektif mengetahui apa yang dicari melalui struktur, proses dan kultur serta bagaimana memahami apa yang mereka peroleh. Karenanya manajer harus bisa mengembangkan keterampilan diagnosis, karena mereka dididik mengidentifikasi gejala masalah yang membutuhkan perhatian lebih lanjut. Indikator masalahnya adalah penurunan kuantitas dan atau kualitas kerja, meingkatkan absen atau keterlambatan, dan sikap karyawan yang negatif.

Demikian pula kinerja individu adalah dasar kinerja organisasi. Pemahaman terhadap perilaku individu sangat penting karena merupakan faktor kritis bagi manajemen yang efektif. Karena itu ilmu psikologi sosial memberikan kontribusi yang baik terhadap hubungan antara sikap, persepsi, kepribadian, nilai-nilai dan kinerja individu. Keragaman  kultural yang terjadi dapat dipahami sebagai karakteristik individu. Dengan demikian motivasi dan kemampuan individu menentukan kinerja. Bagaimana perilaku-perilaku individu dibangkitkan, dipertahankan, serta langkah-langkah apa yanfg harus dilakukan menyebabkan kompleksitas teori motivasi yang relevan.

Demikian juga dengan perilaku kelompok, yang terbentuk karena tindakan manajerial dan karena upaya individu. Manajer menciptakan adanya kelompok kerja untuk melaksanakan pekerjaan, tugas pokok dan fungsi yang diberikan. Kelompok tersebut berdasarkan keputusan manajerial dan atau inisiatif karyawan. Persoalannya sekarang dalam konteks mikro di lingkungan Sekretaris Daerah Kabupaten Nganjuk, pada era otonomi daerah ini dituntut perubahan perilaku organisasi yang tumbuh dari aktifitas, kreatifias, dan daya inovasi yang bersifat terbuka. Menempatkan fungsi yang sebenar-benarnya sebagai pelayan masyarakat (Public Service), Pemberdayaan masyarakat ( Public Empowernment ) dan fasilitator pembangunan daerah, tidak harus menunggu petunjuk dari atas, dan menggeser budaya birokratis-elitis, eksklusif serta perilaku provider (pemberi nafkah). Dengan diberlakukan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah Kabupaten Madiun telah melakukan langkah-langkah proaktif atas dasar Undang-undang tersebut.

Uraian ini menggambarkan bahwa dengan dilaksanakannya otonomi daerah dapat menggerakkan atau memotivasi seluruh sumberdaya yang ada, terutama SDM Aparaturnya untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik serta dapat memenuhi tuntutan masyarakat di era reformasi. Perubahan atau peningkatan motivasi tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji secara mendalam dan seksama, apakah memiliki pengaruh yang bermakna terhadap perilaku organisasi karyawan.

Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Turorial Grapich Design and Blog Design - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger