Latest Post
Showing posts with label desktop. Show all posts
Showing posts with label desktop. Show all posts

Hardy Light Theme

Written By Unknown on Friday, 19 March 2010 | 23:12

Ubuntu Hardy Heron 8.04 using Light Theme

Ubuntu Lucid will comes with new fresh theme, called 'Light Theme'. Some people said that the Light Theme was the 'imitation' of Mac OS X interface. I don`t agree with that opinion. For me, Ubuntu with GNOME, will always be more simple, easy to use, lightweight and usable. Or in other simple word, Ubuntu with GNOME is better than Mac OS X—of course it`s fully my subjective opinion.


After I`ve tried to install the Ubuntu Lucid packages into my Ubuntu Hardy LTS system, I felt satisfied and really surprised by the Ubuntu`s new theme. Because of one technical system, I still not yet upgrade my whole Ubuntu system into the new Ubuntu, so I just tried to apply the theme.


Although the light theme not fully compatible in the Hardy`s GNOME version, but I can taste some of them, such as Humanity Icon Theme, Radiance Metacity and Ambiance Metacity theme. For the Gtk theme, there is one big technical problem because of the different version of gtk2 engines, and so the Lucid`s gtk2 engines was not work in the Hardy`s gtk2 engines.


I`ve re-packed the light theme so its can be installed into Ubuntu Hardy. The packages are consist of Humanity Icon Theme, Ubuntu Mono, Light Theme, and gnome panel theme.


Download Hardy Light Theme

Membuat Wallpaper / Background Slideshow Untuk Desktop GNOME

Written By Unknown on Saturday, 19 December 2009 | 00:34


Contoh source code skrip. Perbesar gambar.



Jika kita pernah menggunakan sistem operasi Mac OS X, kita akan mendapati satu fitur dsesktop yang cukup interaktif, yaitu gambar latar belakang desktop (wallpaper) yang selalu berubah setiap tempo waktu beberapa detik (sildeshow). Ternyata, di desktop GNOME Linux, kita bisa membuat wallpaper seperti itu, dan dengan cara yang cukup simpel.


Dari hasil searching saya di internet, saya mendapati sebuah skrip yang berfungsi untuk membuat slideshow wallpaper di desktop GNOME, yang berbentuk file konfigurasi .XML. Intinya adalah, skrip tersebut berfungsi membuat slideshow dari beberapa gambar yang sudah kita pilih, dengan jarak pergantian waktu yang kita tentukan sendiri.


Skrip tersebut sangat sederhana, seperti halnya skrip HTML, yang isinya berisi pengaturan gambar-gambar mana saja yang kita gunakan, dan kemudian waktu transisi antar gambar. Untuk skrip aslinya, saya men-download-nya dari sebuah | halaman internet |.


Dari skrip yang saya dapat tersebut, hanya tersedia empat pilihan gambar saja, dan untuk menambahnya, kita tinggal meng-copy dua section dari skrip tersebut, yaitu Section nama file awal, dan section nama file berikutnya dan waktu transisinya (dalam detik).


Dari skrip defualt yang saya dapat tersebut, waktu transisinya sangat lama, yaitu satu jam (3600 detik). Karena saya mengharapkan efek pergantian yang cepat dan interaktif, maka saya ganti saja menjadi 15 detik.


Cara mengaktifkannya sangat mudah. Setelah kita selesai membuat skrip XML, kita bisa meletakannya di manapun yang penting satu direktori dengan gambar kita (misal /home/anu/Pictures, atau /usr/share/backgrounds). Setelah itu, kita klik kanan pada desktop GNOME, dan pilih 'Change Desktop Background' kemudian pilih 'Add`, dan pilih opsi 'All Files', kemudian pilih file skrip XML kita tersebut. Jadilah sekarang desktop slideshow di GNOME aktif, dan tentu saja, menarik untuk dinikmati!


Begitulah, skrip untuk membuat wallpaper/background slideshow di desktop GNOME. Sangat sederhana, dan tidak membutuhkan efek compositing desktop ataupun resource memori yang besar.


Akhir kata, selamat mencoba, dan salam Linux selalu !!

Desktop Indah dan Fungsional dengan Screenlets

Written By Unknown on Wednesday, 18 November 2009 | 05:59





Dalam daripada sistem operasi Mac OS X dan atau Microsoft Windows Vista dan Seven, dikenallah dengan yang namanya desktop applet. Fungsi daripada desktop applet adalah untuk memperindah desktop kita dengan tempelan-tempelan seperti Jam dinding, kalender, pengukur proses sistem, pengukur cuaca, RSS Feed, dlsb dlsb. Secara sepintas memang amatlah indah dan cukup fungsional. Semisal tempelan bentuk jam dinding. Alih-alih memandangi angka kecil di pojok taskbar, akan lebih elok dan sedap di mata manakala kita memandangi bentuk jam dinding yang lebar dan luas. Selain daripada hal demikian, tempelan daripada semisal RSS Feed, akan sangat berguna jikalau manakala kita memang terhubung ke jejaring daripada internet.



Sayang sekali, fitur-fitur daripada hal tersebut yang demikian itu, terasa cukup ribet manakala dijalankan di sistem Vista. Tak lain dan tak bukan karena memang sistemnya yang berat, jadi manakala kita tambahi dengan hal-hal demikian itu akan menjadi semakin berat. Tentulah hal demikian akan terasa sama manakala diimplementasikan di desktop OS X, cukup ribet.



Nah, yang demikian itu, akan terasa menjadi berbeda bila dijalankan di desktop Linux. Di desktop Linux, kita mengenal aplikasi sejenis semisal Superkaramba, yang mana merupakan bundel daripada desktop KDE yang elok itu. Namun ternyata, sekarang telah ada aplikasi sejenis yang sifatnya amat ringan dan indah, yang bernama screenlets. Aplikasi ini dibuat menggunakan bahasa daripada Phyton.



Karena aplikasi ini telah cukup popular, sudah terdapat dalam daripada banyak repositori distribusi major seperti Ubuntu, Debian dlsb dlsb. Juga dengan demikian cukup mudah untuk menginstalasikannya :



$ sudo apt-get install screenlets



Setelah terinstalasi, kita tinggal menjalankan Screenlets Manager dan meng-klik tempelan-tempelan apa saja yang kita butuhkan. Agar tempelan tersebut berjalan tiap kali boot, centanglah opsi “Auto start at login”.



Tampilan daripada tiap tempelan sendiri ada beberapa pilihan. Jika kita meng-klik kanan pada tiap item, akan ada pilihan mengatur ukuran tempelan. Kemudian juga perilaku daripada tempelan tersebut. Semisal pilihan Window>Keep below, berarti tempelan tersebut akan selalu berada dibawah/dibalik window aplikasi lain yang sedang dijalankan, sehingga tidak mengganggu kerja kita. Ada opsi Window>Lock, adalah agar peletakan tempelan tersebut tidak bisa digeser-geser lagi (untuk mengunci posisi). Dan masih banyak pengaturan yang lain.



Demikianlah sekilas tentang daripada aplikasi yang bernama Screenlets. Semoga semakin menjadikan banyak orang untuk berminat menggunakan daripada Linux.

Perhatian, Warning, Jangan Pernah Gunakan Trash di Linux !!

Written By Unknown on Thursday, 12 November 2009 | 07:11



Salahsatu ciri khas dari sistem operasi berbasis UNIX adalah adanya File Permission. Setiap file mempunyai atribut dari si pembuat / pemilik file. Nampak rumit, dan bagi saya juga terasa rumit :D



Satu kerumitan itu adalah manakala kita meng-copy file dari CD/DVD ke hardisk, file hasil copy tersebut beratribut Read Only. Walhasil, kita tidak akan bisa menghapus file tersebut sebelum kita merubah permission-nya menjadi read-write via terminal dengan hak akses root.



Nah, mengenai hal tersebut, saya pernah mengalami kejadian paling konyol dan menjengkelkan. Alkisah, pada suatu waktu, saya meng-copy sebuah DVD (bukan me-ripp). Nah, setelah saya selesai menonton DVD dari hasil copy-an tersebut, saya berniat menghapusnya dengan cara memindahkannya ke trash, sementara saya belum me-chmod permission-nya. Apa yang terjadi? Trash tidak bisa dikosongkan!! Arghhhh!



Saya bingung kalang-kabut. Saya coba akses trash dari terminal, dan saya ketik :



$ cd trash:///

Tidak bisa!!



Dimana alamat trash di terminal?



Lalu saya pun mencoba mengakses nautilus as root privillage, tetap saja tidak bisa! Padahal, ukuran file hasil copy DVD tersebut sebesar 4 GB! Waduh! Saya amat kebingungan hingga keputusan akhirnya saya instal-ulang sistem. Hyufff!!



Pelajaran paling berharga bila bekerja di sistem Linux/UNIX adalah, jika ingin menghapus file, hapuslah secara tuntas dan total, yaitu dengan menekan tombol Shift+Delete. Hapuslah file tanpa ampun (tidak usah memakai trash).



Seperti itulah!



Selamat ber-Linux!

Enam Langkah Mudah Membuat Linux LiveUSB

Written By Unknown on Friday, 23 October 2009 | 17:03









Dewasa ini, ada tren baru untuk teknologi komputer, yaitu Netbook. Sebuah perangkat komputer esktra mini yang biasanya di persenjatai dengan Intel Atom, HDD 160/250, 1 GB RAM dan layar 10 Inchi. Fitur-fitur mendasar masa kini tentu ada : wifi (WLAN) dan webcam.



Satu keunggulan dari produk netbook adalah mobility. Ukurannya yang extra-mini membuatnya bersifat sangat portabel. Ringan dan mudah dibawa kemana-mana. Bisa diselipkan ditas kuliah / sekolah dengan leluasa. Selain itu, dengan adanya WLAN, kita sudah bisa dengan asyik menikmati hotspot menggunakan netbook. Kapasitas RAM yang lumayan juga membuat produk ini, walau berukuran kecil, mempunyai kinerja yang cukup cepat, untuk penggunaan sehari-hari (Internet, Office, Audio-Video).



Dan satu kekurangan utama dari produk ini adalah : Tidak adanya optical drive (DVD). Tentu saja ini cukup merepotkan bilamana kita ingin menginstal sistem operasi. Lalu bagaimana? Buat saja LiveUSB Linux. Caranya amat sangat mudah. Mari kita simak.



Pertama, download iso Linux yang kita inginkan (Ubuntu, MandrivaOne). Bisa juga installer besar Linux seperti Fedora, OpenSUSE, Mandriva atau Slackware, dengan kompensasi kita harus menyediakan USB dengan kapasitas besar (8 GB/di atas 5 GB).

Kedua, download sebuah aplikasi pembuat LiveUSB yang sifatnya sangat praktis dan luar biasa hebat, namanya adalah unetbootin. Ada versi Linux dan Windows dari aplikasi ini. Untuk versi linux sendiri, bentuknya adalah sebuah static linked binari, alias satu file yang bisa di eksekusi langsung dengan di double-click. Luar biasa praktis bukan?

Ketiga, colokkan USB Flashdisk kita ke desktop Linux kita yang sudah ada.

Keempat, hapus/kosongkan USB Flashdisk. Tetaplah mount USB Flashdisk.

Kelima, double-click binari unetbootin-linux-xxx dan akan diminta password administrator Linux kita.

Keenam, setelah masuk jendela unetbootin, pilihlah file iso linux kita, dan klik OK. Pilihan distribution dan version kosongkan saja, itu tidak diperlukan. Tunggulah beberapa saat hingga completed.



Jadilah sekarang kita memiliki sebuah LiveUSB yang bisa kita gunakan untuk menginstal desktop Linux di perangkat Netbook. Sangat praktis sekali. Satu keunggulan LivcUSB dibanding dengan LiveCD adalah lebih ringan untuk di boot dan di jalankan.



Selamat ber-Linux !



Catatan teknis : Agar aplikasi unetbootin berjalan sempurna, dibutuhkan satu paket dependensi, yaitu p7zip-full. Paket ini ada di repositori distribusi mayor, yang salahsatunya adalah Ubuntu. Untuk mengisntalnya sangat mudah : sudo apt-get install p7zip-full.

Tips Membuat Desktop Ubuntu Cepat dan Nyaman (Kasus Lab Komputer Kampus)

Written By Unknown on Thursday, 22 October 2009 | 16:12

Musnahkan saja Compiz hingga bersih dari komputer!



Aktifkan sesi 'reduced_recources' pada window manager Metacity



Buang / non-aktifkan aplikasi/modul pre-loaded yang tidak perlu



Jangan aktifkan virtual desktop, boros memory. Desktop cukup satu



Buang applet tidak perlu dari panel GNOME





Alhamdulillah, lab internet kampus saya sudah melakukan migrasi OS ke Ubuntu Hardy. Saya cukup gembira menyambutnya. Namun apa jadi? Setelah saya coba performance dari desktop Ubuntu di lab internet kampus saya tersebut, hasilnya adalah : saya gemas (sedikit jengkel) !



Kenapa coba? Entah karena setting entah-berantah apa yang berantakan, desktop Ubuntu Hardy jadi terasa amat sangat berat sekali untuk multi-tasking. Bisa dibandingkan, saya hanya membuka Firefox dan OpenOffice.org, namun desktop sudah mendekati hung! Argh! Apa yang salah? Mari kita simak!

Ternyata memang ada beberapa detil yang belum diperhatikan oleh admin lab internet di kampus saya, yang jika mau ditekuni, akan bisa menghasilkan performa desktop Linux yang maksimal. Apa saja itu?



Satu. Modul yang di-load! Lab internet yang tidak memakai sound tidak perlu me-load modul pulse-audio, dan juga bluetooth, dan juga evolution alarm notifications, dan juga beberapa yang lain. Untuk me-non-aktifkan modul yang tidak diperlukan pada desktop, ada di menu System>Preferences>Sessions. Pada jendela konfigurasi modul pre-load, aktifkanlah modul-modul ini saja : Network Manager, dan Volume Manager. Selebihnya harus di-non-aktifkan dengan di un-check, atau bila perlu di-delete. Dibuangnya modul-modul tak berguna, akan sangat membantu menghemat memori karena mengurangi beban kerja modul yang bekerja sebagai background proccess.



Kedua. Paling tabu! Jangan pernah aktifkan Compiz! Mubadzir total! Compiz hanya mainan anak kecil, tak dibutuhkan untuk pekerjaan orang dewasa! Un-install saja paket Compiz dan semua pernak-perniknya dari sistem.



Ketiga. Aktifkan opsi menghemat resources pada window manager metacity (Window Manager GNOME). Untuk melakukannya, gunakan aplikasi gconf-editor yang merupakan utiliti dasar desktop Ubuntu. Tekan Alt+F2, ketik 'gconf-editor' (tanpa petik), enter. Pada jendela konfigurasi gconf-editor, masuk ke menu Apps>Metacity>General, kemudian di kolom sebelah kanan (nilai konfigurasi), cari sebuah string bernama "reduces_resources" (tanpa petik). Centanglah string tersebut, dan rasakan, sekarang desktop Ubuntu menjadi jauh lebih responsif!



Keempat. Ini juga tabu! Jangan aktifkan virtual desktop kecuali hanya satu. Sungguh amat mubadzir! Caranya, pada panel bawah sebelah kanan, pada desktop pager preview, klik kanan dan properties, dan turunkan jumlah desktop dari dua (default), menjadi satu.



Terakhir. Buang semua aplet dalam kedua panel GNOME yang tidak diperlukan. Aplet yang tidak diperlukan tersebut adalah desktop pager preview (panel bawah sebelah kanan dekat trash), aplet user switcher, yang ada di panel atas sebelah kanan sebelah tanggal, yang bertulis nama user yang aktif. Aplet terakhir yang tak berguna adalah aplet tombol shutdown yang ada di panel atas paling kanan. Apa kegunaan membuang item-item (aplet) dalam panel? Kegunaannya adalah untuk mempercepat proses load desktop GNOME.



Demikian sedikit tip dari saya, semoga berguna bagi kita yang mengelola lab internet di kampus / sekolah. Agar Linux terasa nyaman dan memuaskan bagi maha/siswa.



Hidup Linux! Selalu!

Mencicipi Desktop LXDE

Written By Unknown on Sunday, 13 September 2009 | 02:38






Di antara pilihan desktop environtment Linux, nama LXDE masih cukup baru, tetapi cukup menarik banyak pengguna Linux untuk mengetahui lebih dalam tentang window manager yang satu ini. Apakah mencukupi untuk kebutuhan standar komputasi desktop? Masih kurang? Atau justru dipenuhi dengan limpahan fitur seperti KDE? Mari kita simak!


Beberapa waktu yang lalu saya sempat mencoba paket LXDE yang ada dalam bundel DVD instalasi Mandriva 2009 Spring Free Edition. Kesan pertama yang saya dapat adalah window manager yang satu ini cukup elegan, dan setelah saya explore di beberapa fitur dasar, saya dapati beberapa catatan berikut ini :


MENU : Susunan menu LXDE sangat mirip dengan susunan menu XFCE. Pengaturan icon tombol start/menu sama persis dengan pengaturan icon tombol star/menu pada XFCE, kita bisa menggunakan icon start button kesukaan kita. Caranya sangat mudah, yaitu dengan klik kanan pada tombol menu, dan pilih 'Menu' Settings.


PANEL : Seting default LXDE panel adalah cukup elegan, dengan tampilan hitam metalic seperti taskbar windows vista. Menu seting panel LXDE mirip dengan seting panel GNOME, kita di ebri empat pilihan tampilan, yaitu 'Use System Theme', 'Transparancy', 'Enable Image' dan 'Custom Color'. Adanya pilihan 'Enable Image' memberi kita pilihan untuk menggunakan tema image untuk panel, seperti warna-warna metalik yang indah. Dalam hal ini, tampilan panel LXDE lebih menarik dari panel XFCE.

Pengaturan penambahan item / applet pada panel LXDE, masih sangat sederhana, jauh lebih sederhana dari pengaturan peletakan item panel GNOME, XFCE maupun KDE. Walaupun sederhana, menu penambahan item pada panel LXDE sangat mudah dipahami. Caranya adalah dengan klik kanan pada panel, dan pilih 'Add/Remove Panel Items'.


DESKTOP : Pengaturan wallpaper desktop sama seperti pada desktop XFCE, GNOME maupun KDE. Satu fitur dasar pada desktop LXDE adalah belum adanya integrasi shortcut untuk removable media, seperti USB Flashdisk, CD maupun DVD. Oleh karenanya, jika kita ingin melepas USB Flashdisk, kita harus masuk ke PCManFM dan klik kanan>Umount File System pada disk USB kita. Kekurangan ini menjadi catatan minus paling utama bagi saya, karena fungsi dasar ini menjadi hal terpenting saat ini mengingat dinamisnya mobilitas transaksi data menggunakan media pasang-copot seperti USB Flashdisk.


PREFERENCES : Pengaturan tema desktop LXDE cukup sederhana. Seperti halnya XFCE, desktop LXDE kompatibel dengan tema desktop berbasis GTK GNOME. Kita bisa menggunakan tema icon GNOME di desktop LXDE kita. Tema default LXDE sendiri cukup elegan menurut saya, dengan nouveXT2 icon theme yang mirip dengan icon windows vista, dan tema window manager yang serba hitam metalic.


FILE MANAGER : PCMan File Manager, seperti halnya Thunar File Manager, adalah file manager yang bersifat ringan, tetapi memiliki fitur yang sangat memadai, dan sangat mudah digunakan. Secara keseluruhan, saya sangat menyukai PCMan File Manager. Shortcut-shortcut PCMan File Manager sama seperti shortcut yang digunakan pada Nautilus File Manager maupun Thunar. Shortcut tersebut antara lain tombol Ctrl+H untuk menampilkan hidden files dan F9 untuk menampilkan side pane. Fitur default yang sangat membantu adalah terintegrasinya pilihan menu 'Open In Terminal' seperti pada Thunar File Manager.


LOGOUT MENU : Pilihan logout menu LXDE sangat lengkap, terdiri dari Shutdown, Reboot, Suspend, Hibernate, Switch User dan Logout. Saya tidak menemui masalah dalam proses shutdown atau Reboot pada desktop LXDE.


KESIMPULAN : LXDE adalah desktop yang ringan, seperti XFCE, tetapi tetap memiliki fungsionalitas yang memadai. Untuk pengguna Llinux menengah, LXDE adalah pilihan yang sangat menarik dan bagus, tetapi untuk pengguna baru (newbie), saya lebih cenderung untuk menyarankan XFCE, karena faktor integrasi dengan removable media.


KELEBIHAN :

  • Ringan

  • Tampilan indah

  • Cukup mudah dimengerti.

KEKURANGAN :

  • Belum ada aplikasi untuk menangkap tampilan desktop, seperti Ksnapshot pada KDE, Gnome-Screenshot pada GNOME, maupun desktop screenshot pada XFCE. Untuk mengatasi kebutuhan tersebut, saya menggunakan Gnome-Screenshot yang merupakan bagian dari paket gnome-utils.

  • Belum ada integrasi removable media dengan desktop.


Begitulah sedikit preview saya mangenai desktop LXDE, semoga saja dengan makin banyaknya pilihan desktop environtment di Linux, akan membuat Linux menjadi pilihan menarik untuk berbagai kebutuhan pengguna komputer. Dan semoga, di rilis-rilis LXDE yang mendatang, akan semakin lengkap dengan berbagai fitur dasar maupun pernak-pernik fitur tambahan yang dibutuhkan pengguna komputer untuk kebutuhan sehari-hari.


Selamat ber-ekplorasi !

Ia Ora GNOME Theme For Ubuntu and Debian

Written By Unknown on Monday, 7 September 2009 | 17:03





In many major desktop Linux distributions, I really love to the Mandriva Linux default theme, both of GNOME or KDE. The theme was called ia-ora, which consist of 5 variants : Ia Ora Blue, Ia Ora Free, Ia Ora One and Ia Ora Orange. The Ia Ora theme was look so cute, fresh and totally-eyecandy.



Because of that reason, I was finished converted the Ia Ora RPM package into Debian / Ubuntu package using Alien and now I can enjoy the Ia Ora theme at my Ubuntu's GNOME desktop.



I was uploaded the debian / ubuntu installer of Ia Ora GNOME theme and can be downloaded.



Download Ia Ora GNOME Debian / Ubuntu package

Meringankan Desktop KDE 4 di Kubuntu Jaunty

Written By Unknown on Friday, 4 September 2009 | 11:10





Kubuntu 9.04 Jaunty Jackapole datang dengan KDE 4.2.2. Dari sekian banyak pernak-pernik keindahan desktop KDE 4 yang menawan, ternyata Kubuntu Jaunty dengan KDE 4.2.2 menyisakan satu kekurangan yang agak menggangu, yaitu agak berat bila dijalankan pada PC tua dan dengan resolusi lebar.



Sebagai contoh teknis, sistem saya adalah :

P IV 2,4 Ghz / Memori 512 MB

Resolusi maksimal 1280x1024 piksel



Dengan sistem tersebut, tiap saya menggerak-gerakan pointer ke segala arah di desktop, akan terasa patah-patah dan agak berat. Saya sempat agak kesal dan ingin membuang Kubuntu dari PC saya, tetapi akhirnya saya mendapat satu trik untuk membuat desktop Kubuntu Jaunty terasa lebih ringan.



Trik tersebut adalah : jalankan compositing manager ! Karena saya memakai PC tua, maka saya menggunakan xcompmgr compositing manager, sebuah aplikasi compositing manager kecil yang ringan. Untuk menginstalasinya sangat mudah ;



$ sudo apt-get install xcompmgr



Agar xcompmgr jalan otomatis waktu booting sistem, masukan program tersebut ke daftar autostart applications. Caranya sangat mudah, jalankan run (Alt+F2), lalu ketik 'autostart' (tanpa petik).



Pada jendela konfigurasi autostart, pilih 'Add Program', dan ketikan 'xcompmgr' pada bagian custom applications, dan Apply.



Sekarang, desktop Kubuntu Jaunty dengan KDE 4 sudah lebih ringan dan nyaman digunakan !



Selamat ber-desktop Linux !





Menjalankan avant-window-navigator dan cairo-dock Tanpa Compiz Fusion

Written By Unknown on Tuesday, 18 August 2009 | 00:58



Aplikasi dock avant-window-navigator dan cairo-dock ternyata bisa berjalan pada semua jenis composting manager. Sementara itu, untuk aplikasi compositing manager, kebanyakan dari kita hanya akrab dengan aplikasi Compipz Fusion yang cukup berat dan hanya bisa dijalankan pada VGA tertentu.



Namun ternyata, ubuntu desktop telah menyediakan sebuah fitur compositing manager simpel yang bisa dijalankan oleh semua jenis VGA card apapun, dan bisa untuk menjalankan aplikasi dock avant-window-navigator dan cairo-dock.



Fitur compositing manager tersebut ada pada window manager metacity, cara mengaktifkannya adalah sebagai berikut :



Jalankan run (tekan tombol Alt dan F2 di keyboard), dan ketikan :



'gconf-editor' (tanpa tanda petik)



Pada jendela gconf-editor (Configuration Utility) sebelah kiri, pilih menu apps>metacity>general, kemudian pada jendela bagian kanan, cari string bernama 'compositing_manager' dan centanglah (aktifkan). Terakhir tutup gconf-editor (Configuration Utility) dan sekarang kita sudah bisa menjalankan avant-window-navigator atau cairo-dock.



Selamat nge-Linux ! ^_^

Mengubah Desktop Linux GNOME Menjadi Mirip Desktop Mac OS X

Written By Unknown on Wednesday, 5 August 2009 | 23:32











Mengubah tampilan desktop GNOME menjadi tampilan desktop Mac OS X pada komputer minim / tua. Sebuah topik yang cukup lengkap, mencakup dua isu yang cukup sering di bahas dalam dunia desktop Linux. Pertama, isu yang begitu sering di bahas oleh para user yang menyukai tampilan Mac OS X dan keindahan desktop, bagaimana merubah tampilan desktop GNOME Linux menjadi mirip dengan tampilan desktop sistem operasi Mac OS X. Kedua, isu komputer ber-resource minim / komputer tua yang hingga saat ini masih cukup banyak di gunakan oleh user komputer di Indonesia. Spesifikasi komputer tua yang saya maksud adalah komputer kelas PIII 1 GHz – PIV, dengan RAM 256-512 MB, dengan VGA onboard seadanya.



Mengubah tampilan desktop GNOME Linux menjadi mirip desktop Mac OS X bukan perkara sulit. Ada seorang user Linux yang mengembangkan paket tema Mac OS X lengkap untuk desktop GNOME. Nama paket itu adalah Mac4Lin. Mac4Lin sendiri merupakan kumpulan lengkap tema gtk+metacity dan juga tema icon GNOME. Setelah kita mendownload Mac4Lin, kita ekstraksi, dan instalasi satu per satu tema yang kita butuhkan, mulai dari gtk, dan icon. Jangan gunakan fasilitas skrip instalasi, karena kita tidak membutuhkan semua paket tema yang ada dalam Mac4Lin.



Hanya saja, paket tema dock yang digunakan adalah avant-window-navigator (AWN). Di sinilah letak permasalahannya. Avant-window-navigator hanya dapat berjalan pada modus compositing desktop (Compiz Fusion). Sementara itu, modus 3D (Compositing Desktop) hanya dapat berjalan pada VGA yang support openGL, dan untuk itu minimal adalah VGA Intel 85x. Permasalahan selanjutnya, walaupun VGA kita support openGL, tetapi apabila memory kita terbatas, maka menjalankan 3D Desktop Compiz Fusion akan terasa memberatkan sistem.



Adakah solusi yang lebih mudah? Ada! Gunakan saja panel Gnome sebagai dock. Caranya sangat mudah. Pertama, buang saja panel bagian bawah. Kemudian buat satu panel baru, dengan klik kanan>New Panel pada panel bagian atas. Pada panel kosong yang tercipta, klik kanan>Properties dan buat ukurannya menjadi cukup besar untuk ukuran Dock. Ukuran tersebut sangat tergantung pada ukuran resolusi desktop yang kita gunakan. Sebagai contoh, saya mengatur ukuran gnome panel menjadi 50 pixel. Setelah memperbesar ukuran panel, kita tinggal memasukan shortcut / icon aplikasi ke gnome panel tersebut. Caranya sangat mudah, yaitu klik kanan>Add to panel>Application Launcher>Next>Pilih Kategori>Pilih Nama Aplikasi. Cara tersebut sama untuk menambah shortcut icon aplikasi yang lain hingga cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan kita. Setelah kita menambah beberapa shortcut aplilkasi, langkah selanjutnya adalah membuat panel menjadi transparan. Caranya adalah (pada panel) klik kanan>Properties>Background>Solid Color. Geser jumlah transaparansi Solid Color ke Transparent (Full transparent). Langkah terakhir adalah merapikan susunan launcher aplikasi. Caranya adalah klik kanan pada icon aplikasi dan pilih 'Move'. Geserlah satu persatu hingga letak kanan-kiri nya seimbang (center). Setelah seimbang, kunci posisi icon launcher tersebut agar tidak bergeser dengan cara klik kanan pada icon>Lock To Panel. Langkah finalizing yang tak boleh terlupa adalah menambah applet Window List pada panel bagian atas. Applet Window List berguna untuk menampilkan aplikasi yang sedang berjalan. Caranya adalah klik kanan>Add to panel>Window List.



Satu detil yang tak boleh terlupakan adalah peletakan button close,minimize dimana pada desktop Mac OS X letak button tersebut berada di sebelah kiri. Untuk mengubah button tersebut di sebelah kiri, caranya dengan melalui gconf-editor. Tekan Alt+F2 (run), ketikan " gconf-editor " (tanpa petik).



Susunan gconf-editor mirip dengan registry editor di windows. Dan letak pengaturan tombol close-minimize ada di apps>metacity>general. Pada bagian value, cari string bernama 'button_layout', kemudian edit value-nya dan ganti menjadi urutan:

close,minimize,maximize:menu

setelah keluar dari gconf-editor, kini kita dapati button close-minimize desktop GNOME kita sudah berada di sebelah kiri seperti pada desktop Mac OS X.



Sekarang kita memiliki tampilan desktop Mac OS X di komputer kita, tanpa memberatkan sistem ! ^^

Download Mac4Lin

Selamat ber-Linux !

Lebih Cepat, Lebih Baik

Written By Unknown on Thursday, 4 June 2009 | 23:48





Ini sama sekali bukan iklan, atau latah. Isu antara performance dan appearance dalam komputasi selalu hangat dan selalu ada dua tipe user yang secara ekstrem memilih pendekatan keduanya, kecepatan atau responsivitas sistem dan keindahan interface grafis (desktop) sistem.



Saya sendiri, sebenarnya perfeksionis. Andai bisa, saya sangat mengingikan sebuah sistem dengan interface grafis seindah mungkin dengan kinerja sistem yang cepat dan responsif. Sebenarnya keduanya dapat dicapai, cuma tentu saja dengan upgrade hardware yang lumayan.



Berhubung hardware yang saya punya pas-pasan, saya mencoba menyeimbangkan keduanya. Tema-tema tambahan dari GNOME-LOOK atau UBUNTU-ART sudah sangat mencukupi untuk 'memoles' interface desktop Gnome saya menjadi indah. Sekarang saya tinggal membuat desktop Gnome lebih responsif. Caranya sederhana sekali.



Bagian yang membuat desktop Gnome terasa lambat adalah efek minimize yang menurut ungkapan banyak user 'ugly', atau jelek atau tidak nyaman. Yang jelas, efek minimize Gnome ini terasa desktop menjadi tidak respomsif. Untuk men-disable efek tersebut, sangat mudah. Kita hanya perlu masuk ke editor konfigurasi desktop Gnome (gconf).



Caranya, pertama masuk ke editor konfigurasi gconf-editor, dengan menekan run (Alt+F2), dan ketik 'gconf-editor'. Kedua, masuk ke 'Applications>Metacity>General', kemudian centang pilihan 'reduced_resources'. Terakhir, tutup jendela gconf-editor, dan sekarang desktop Gnome kita terasa lebih responsif tanpa minimize efek (yang 'ugly'). ^_^



Selamat menikmati!



 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Turorial Grapich Design and Blog Design - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger